UJI EFEKTIVITAS BERBAGAI CANGKANG TELUR TERHADAP JAMUR Fusarium oxysporum PADA BERBAGAI CANGKANG TELUR PADA PERKEMBANGAN ( PERKEMBANGAN TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum L.)
Abstract
RINGKASAN
Uji Efektivitas Berbagai Cangkang Telur terhadap Jamur
Fusarium
oxysporum
pada Perkembangan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L.);
Martha Murry Marita, 081510501054; 2012: 34 halaman; Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Penyakit merupakan kendala yang sering dialami dalam budidaya tanaman
tomat. Penyakit yang sering dan telah umum menginfeksi tanaman tomat adalah
layu fusarium oleh
Fusarium oxysporum f. sp. lycopersici Schlecht. Petani
umumnya melakukan pengendalian terhadap patogen manggunakan fungisida
sintetik tanpa memperhatikan patogen yang menginfeksi tanaman sehingga
pengendalian tidak memberikan pengaruh terhadap perkembangan patogen.
Beberapa ahli menyatakan bahwa kulit telur dapat dimanfaatkan untuk
mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman tomat, maka perlu dilakukan
penelitian. Kulit telur mempunyai komposisi utama CaCO3 yang diketahui sangat
bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman, khususnya pada aspek ketahanan tanaman
terhadap penyakit. Kalsium pada daun dan batang berkhasiat menetralkan
senyawa atau menyebabkan suasana yang tidak menguntungkan pada tanah
(Lingga dan Marsono, 2007). Kemampuan kalsium untuk meningkatkan
ketahanan tanaman tidak terlepas pula dari peranannya mempengaruhi kerja
enzim dalam metabolisme tanaman, hal tersebut disebabkan dalam sistem
metabolisme tanaman menghasilkan senyawa metabolit sekunder, seperti
fitoaleksin, dan flavanoid, yang dapat menghambat perkembangan patogen
(Irawati, 2001). Berdasarkan hal tersebut, pada penelitian ini ingin digunakan
cangkang telur untuk mengendalikan
F.oxysporum pada tanaman tomat.
Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui pengaruh dari penggunaan
jenis dan dosis cangkang telur dalam mengendalikan penyakit layu fusarium pada
tanaman tomat. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap faktorial, yaitu faktor pertama adalah jenis cangkang telur (T) dan faktor
kedua adalah dosis tepung cangkang telur (A). Faktor T terdiri dari empat macam
vi
jenis cangkang telur, yaitu cangkang telur ayam potong (T1), telur bebek (T2),
telur ayam kampung (T3), dan campuran ketiga cangkang telur (T4). Faktor A
terdiri dari 0 gr/polibag (A0), 4 gr/polibag (A1), 8 gr/polibag (A2), 12 gr/polibag
(A3), dan 16 gr/polibag (A4). Pada setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali,
sehingga diperoleh 60 tanaman
Isolasi jamur patogen
F. oxysporum diambil dari bagian buah yang sakit
kemudian ditanam dalam media PDA. Biakan murni patogen yang diperoleh
diperbanyak dalam cawan Petri, kemudian diinokulasikan pada tanaman
percobaan dalam polibag. Aplikasi tepung cangkang telur dilakukan bersamaan
dengan penanaman bibit tomat. Variabel yang diamati adalah masa inkubasi,
insidensi penyakit, tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah cabang.
Gejala awal yang terjadi adalah daun yang berwarna kecoklatan dan
mengering. Bagian pangkal batang yang juga berubah warna menjadi kecoklatan
dan setelah batang dibelah melintang dan membujur batang berlubang. Gejala lain
yang timbul selain layu, yaitu busuk pada buah. Saat umur ke-46, sebanyak 13
tanaman mulai menujukkan gejala layu. Gejala layu pada tanaman meningkat
menjadi 29 tanaman ketika tanaman berumur 50 hsi. Kelayuan yang terjadi
semakin meningkat hingga tanaman layu berjumlah 54 tanaman pada umur 55 hsi.
Saat tanaman berumur 46 hsi, tanaman mengalami kelayuan dan insidensi
penyakit yang terjadi sebesar 21.67%. Insidensi penyakit yang terjadi meningkat
seiring dengan pertumbuhan tanaman tomat. Setelah tanaman berumur 50 hsi
insidensi penyakit yang terjadi semakin meningkat, yaitu menjadi 48.33%.
Keadaan tersebut terus meningkat, dan pada umur 55 his, insidensi penyakit yang
terjadi mencapai 90%.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
penggunaan cangkang telur dapat mengendalikan penyakit layu fusarium pada
tanaman tomat yang ditunjukkan oleh beberapa tanaman masih dapat bertahan dan
berkembang dengan baik dibandingkan dengan tanaman kontrol. Kombinasi yang
paling efektif adalah perlakuan T3A3, yaitu panggunaan tepung cangkang telur
ayam kampung dengan dosis 8 gr/polibag.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]