EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN PEPAYA MUDA (Carica papaya) TERHADAP JUMLAH SEL MAKROFAG PADA GINGIVA TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI Porphyromonas gingivalis
Abstract
Penyakit periodontal dapat diderita oleh semua manusia dimulai dari
gingivitis yang apabila tidak dirawat dapat berkembang menjadi periodontitis.
Ditandai dengan kerusakan ligamen periodontal ,tulang alveolar dan terbentuknya
poket. Etiologi dari penyakit periodontal ini salah satunya adalah Porphyromonas
gingivalis (P.gingivalis). P.gingivalis memiliki beberapa molekul seperti LPS, kapsul
dan outer membran protein yang dapat memicu terjadinya peradangan pada gingiva
dengan adanya peningkatan produksi sel radang, salah satunya sel makrofag. Sel
makrofag merupakan sel efektor dalam imunitas seluler dan berfungsi mengeliminasi
mikroorganisme terfagosit, tetapi sel makrofag tersebut juga dapat mengaktifasi
MMPs yang menyebabkan kerusakan pada jaringan periodontal. Daun pepaya
merupakan tanaman tradisional yang memiliki efek antibakteri dan antiinflamasi.
Kandungan dari daun pepaya antara lain saponin, flavonoid, vitamin C, viitamin A,
enzim papain, tanin dan carpain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
efek pemberian ekstrak daun pepaya muda terhadap penurunan jumlah sel makrofag
pada gingiva tikus wistar yang diinduksi P.gingivalis dan konsentrasi yang efektif
untuk menurunkan jumlah sel makrofag.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan
rancangan penelitian the post test only control group design. Penelitian ini dibagi
menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 sampel. Kelompok I
merupakan kelompok kontrol normal. Kelompok II merupakan kelompok kontrol
viii
negatif yang diberi wire ligature pada gigi molar kiri rahang bawah dan induksi
P.gingivalis sebanyak 0,02 ml, 3x seminggu selama 3 minggu. Kelompok III
merupakan kelompok yang diberi wire ligature pada gigi molar kiri rahang bawah
dan induksi P.gingivalis 0,02 ml, 3x seminggu selama 3 minggu, kemudian diberi
ekstrak daun pepaya muda 25% sebanyak 0,05 ml secara intragastrik sehari sekali
selama 6 hari. Kelompok IV merupakan kelompok yang diberi wire ligature pada
gigi molar kiri rahang bawah dan induksi P.gingivalis 0,02 ml, 3x seminggu selama 3
minggu, kemudian diberi ekstrak daun pepaya muda 50% sebanyak 0,05 ml secara
intragastrik sehari sekali selama 6 hari. Kelompok V merupakan kelompok yang
diberi wire ligature pada gigi molar kiri rahang bawah dan induksi P.gingivalis 0,02
ml, 3x seminggu selama 3 minggu, kemudian diberi ekstrak daun pepaya muda 75%
sebanyak 0,05 ml secara intragastrik sehari sekali selama 6 hari. Tikus di dekapitasi
pada hari ke 28 secara bersama-sama. Kemudian dilakukan pembuatan preparat dan
perhitungan sel makrofag. Data rata-rata jumlah sel makrofag yang diperoleh
dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas, uji Levene untuk
menguji homogenitas, uji One-Way Anova dilanjutkan uji LSD untuk mengetahui
perbedaan antar kelompok.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah rata-rata sel makrofag kelompok II lebih
besar dari pada kelompok I secara signifikan (p<0,05). Pada kelompok perlakuan
yang diberi ekstrak daun pepaya muda kelompok III, IV dan V rata-rata jumlah sel
makrofag lebih sedikit dibanding kelompok II secara signifikan. Kelompok V
merupakan kelompok dengan rata-rata jumlah sel makrofag paling sedikit. Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa daun pepaya muda mempunyai efek antiinflamasi
yang diduga karena kandungan bahan aktifnya yaitu flavonoid dan enzim papain.
Enzim papain akan bekerja sama dengan vitamin A, C dan E untuk mencegah
peradangan. Flavonoid dapat memblok jalur siklooksigenase dan lipooksigenase dari
metabolisme asam arakhidonat sehingga menyebabkan sintesis mediator radang
seperti prostagladin, tromboksan terhambat dan menurunkan radang.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2086]