STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BUFFER DENGAN SIRIP PENGARAH PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN
Abstract
Pembakaran yang sempurna dapat meningkatkan unjuk kerja mesin dan
menghemat konsumsi bahan bakar. Salah satu syarat terjadinya pembakaran yang
sempurna adalah campuran yang homogen antara bahan bakar dan udara ketika
memasuki ruang bakar. Campuran yang ideal antara udara dan bahan bakar pada
motor bensin adalah 14,8:1 (Berenschot, 2005). Meskipun campuran udara dan bahan
bakar telah ideal tetapi campuran tersebut tidak homogen maka pembakaran tidak
akan sempurna. Campuran udara dan bahan bakar dapat menjadi homogen apabila
terjadi turbulensi dalam pencampurannya.
Buffer adalah alat yang berfungsi memberikan tambahan waktu pencampuran
antara udara dan bahan bakar setelah melewati karburator sebelum memasuki ruang
bakar.
Buffer dengan pengarah aliran berbentuk sirip dapat memberikan jeda waktu
pencampuran sekaligus membuat aliran campuran udara dan bahan bakar menjadi
turbulen.
Buffer dapat dipasang antara intake manifold dan karburator.
Dalam penelitian ini buffer dipasangi sirip pengarah dengan berbagai variasi.
Variasi jumlah sirip yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3, 4, 6, 8 dan 10
dengan variasi sudut kemiringan 45
o
dan 60
vii
o
. Analisa yang dilakukan meliputi daya
efektif dan torsi yang dihasilkan serta FC (Fuel Consumption) yang dibutuhkan dari
tiap variasi kondisi
buffer.
Dari hasil pengujian didapatkan daya efektif tertinggi pada kondisi buffer tanpa
sirip adalah 7,43 HP pada putaran 3700 rpm. Kenaikan daya efektif tertinggi jika
dibandingkan dengan kondisi
buffer tanpa sirip terjadi pada kondisi buffer dengan 3
sirip bersudut 60
o
yaitu sebesar 0,44 HP atau 5,92%. Sedangakan penurunan daya
efektif tertinggi jika dibandingkan dengan kondisi
buffer tanpa sirip terjadi pada
kondisi buffer dengan 10 sirip bersudut 45
o
yaitu sebesar 0,17 HP atau 2,15%.
Dari hasil pengujian didapatkan torsi tertinggi pada kondisi
buffer tanpa sirip
adalah 16,11 Nm pada putaran 3000 rpm. Kenaikan torsi tertinggi jika dibandingkan
dengan kondisi
buffer tanpa sirip terjadi pada kondisi buffer dengan 3 sirip bersudut
60
o
yaitu sebesar 0,43 Nm atau 2,66 %. Sedangakan penurunan torsi tertinggi jika
dibandingkan dengan kondisi buffer tanpa sirip terjadi pada kondisi buffer dengan 3
sirip bersudut 60
o
yaitu sebesar 0,83 Nm atau 5,15%.
FC (
Fuel Consumption) yang paling rendah pada kondisi buffer tanpa sirip jika
dibandingkan pada kondisi standard ada pada putaran 6000 rpm yaitu 0,493 kg/jam.
Ini berarti lebih hemat 16,14% dari kondisi standard pada putaran yang sama. FC
(
Fuel Consumption) terendah pada kondisi buffer 3 sirip dengan sudut 60
jika
dibandingkan dengan kondisi
buffer tanpa sirip ada pada putaran 4000 rpm dengan
selisih 0,042 kg/jam atau 11,15%.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]