Show simple item record

dc.contributor.authorYuni Wulandari
dc.date.accessioned2014-01-24T02:45:36Z
dc.date.available2014-01-24T02:45:36Z
dc.date.issued2014-01-24
dc.identifier.nimNIM061510101174
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/23122
dc.description.abstractKopi merupakan salah satu tanaman perkebunan dan merupakan komoditas ekspor penting di Indonesia. Pada tahun 2001 Indonesia menjadi negara produsen kopi terbesar keempat di dunia setelah Vietnam dengan nilai ekspor kopi sebesar 319.000 ton atau 6% dari total pasar dunia (Noor, 2003) dan pada tahun 2004 menurun menjadi 300.000 ton (Najiyati dan Danarti, 2004). Tingkat produktivitas yang menurun tersebut disebabkan oleh kurangnya perawatan tanaman dan serangan hama penyakit. Selama ini zat pengatur tumbuh jarang digunakan, sekalipun digunakan petani lebih memilih menggunakan hormon tumbuh yang sudah beredar di pasaran dimana hormon tumbuh tersebut berasal dari bahan-bahan kimia. Penggunaan bahan kimia tersebut menyebabkan dampak yang kurang baik terhadap tanaman maupun lingkungan. Selain menggunakan zat pengatur tumbuh kimia, petani juga menggunakan bahan kimia untuk mengendalikan hama penyakit yaitu penggunaan pestisida kimiawi yang juga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kecelakaan bagi pengguna. Bahaya penggunaan bahan kimia tersebut mendorong usaha untuk mencari bahan alami yang bisa digunakan sebagai zat pengatur tumbuh dan pestisida nabati, salah satunya yaitu biji kelor. Biji kelor memiliki kandungan tryptophan (Fuglie, 2001) yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh. Selain itu Moringa oleifera memiliki kandungan saponin (Orgenetics, 2005). Saponin ini merusak sistem syaraf hama melalui oral maupun kulit hama sehingga dapat mematikan dan melumpuhkan hama (Hasanuddin, 2008). Sehubungan dengan hal tersebut maka aplikasi ekstrak biji kelor diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman kopi dan juga mengendalikan serangan hama pada tanaman vii kopi. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh aplikasi biji kelor terhadap pertumbuhan tanaman kopi dan serangan hama tanaman kopi Penelitian dilakukan di Green House Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 ulangan dan tiga unit sampel tanaman. Bahan yang digunakan yaitu ekstrak biji kelor yang diaplikasikan pada bibit kopi umur 3 bulan. Aplikasi dilakukan dengan 5 konsentrasi yang berbeda, yaitu K0 (0%), K1 (2%) aplikasi satu minggu sekali, K2 (4%) aplikasi dua minggu sekali, K3 (5%) aplikasi tiga minggu sekali, K4 (10%) aplikasi empat minggu sekali, dengan jumlah dosis yang sama yaitu 20%. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi ekstrak biji kelor ada kecenderungan untuk meningkatkan pertumbuhan bibit kopi dan efektif dalam mengendalikan serangan hama kutu hijau (Coccus viridis) dengan kosentrasi yang baik yaitu 5% dalam selang aplikasi tiga minggu sekali.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061510101174;
dc.subjectSerangan Hama Bibit Kopi Robustaen_US
dc.titleEkstrak Biji Kelor (Moringa oleifera, Lamk) terhadap Pertumbuhan dan Serangan Hama Bibit Kopi Robusta (Coffea canephora, Pierre)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record