ENGARUH EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga L.) DENGAN PELARUT ETANOL TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysentriae, Salmonella typhi, Bacillus subtilis DAN Escherichia coli
Abstract
Tanaman lengkuas sering digunakan sebagai bahan ramuan tradisional dan
penyembuh berbagai penyakit diantaranya penyakit perut, diare, penyakit kulit,
radang tengorokan, sariawan, menghilangkan bau mulut dan herpes. (Atjung, 1990;
Itokawa & Takeya, 1993; Sinaga, 2000). Itokawa & Takeya (1993) menjelaskan
bahwa tanaman lengkuas mengandung golongan senyawa flavonoid, fenol dan
terpenoid. Senyawa-senyawa turunan hidrokarbon teroksigenasi (fenol) memiliki
daya antibakteri yang kuat (Heyne, 1987). Penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati
(2007, dalam Lamapaha dan Rupilu, 2007) menyatakan bahwa rimpang lengkuas
merah dan putih dapat menghambat pertumbuhan bakteri maupun jamur, pada
Staphylococcus aureus dan Candida albicans dengan 0,871 mg/ml dan pada Bacillus
subtilis dan Mucor gypseum dengan 1,741 mg/ml.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas
Jember. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode difusi agar
dengan sumuran dengan kontrol positif tetrasiklin 0,01% dan kontrol negatif
Aquades. Konsentrasi yang digunakan adalah konsentrasi 5%, 10 %, 15%, 20%, 25%,
30%, 35%, 40%, 45%, dan 50%. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali pengulangan. Analisis data dilakukan
dengan uji Anova dan uji Duncan menggunakan SPSS versi 11,5 dengan tingkat
kepercayaan 95% (P<0,05). Analisis untuk mengetahui adanya pengaruh daya hambat
Ekstrak rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella
dysentriae, Salmonella typhi, Bacillus subtilis dan Escherichia coli serta untuk
menguji perbedaan pada masing-masing perlakuan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa Ekstrak rimpang
lengkuas (Alpinia galanga L.) mempunyai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)
2% terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae, konsentrasi 4% untuk bakteri
Salmonella typhi, konsentrasi 3% untuk bakteri Bacillus subtilis dan konsentrasi
sebesar 4% untuk pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Berdasarkan uji ANOVA
(Tabel 4.10, Tabel 4.12, Tabel 4.14, dan Tabel 4.16), dapat diketahui bakteri Shigella
dysentriae, Salmonella typhi, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,00 (P<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
antar konsentrasi Ekstrak rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) terhadap
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae, Salmonella typhi, Bacillus subtilis dan
Escherichia coli.
Berdasarkan hasil deskriptif ANOVA (Tabel 4.19), menunjukkan nilai ratarata
hambatan pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae sebesar 0,5672 cm,
Salmonella typhi sebesar 0,8169 cm, Bacillus subtilis sebesar 0,6717 cm, dan
Escherichia coli sebesar 0,7028 cm, Standar deviasi pada Shigella dysentriae sebesar
0,34273, pada bakteri Salmonella typhi sebesar 0,53142, pada bakteri Bacillus subtilis
sebesar 0,35718, dan pada bakteri Escherichia coli sebesar 0,50896. Standar error
pada bakteri Shigella dysentriae sebesar 0,05712, pada bakteri Salmonella typhi
sebesar 0,08857, pada bakteri Bacillus subtilis sebesar 0,05953, dan pada bakteri
Escherichia coli sebesar 0,08483. Hal ini menunjukkan bahwa Ekstrak rimpang
lengkuas (Alpinia galanga L.) lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Salmonella typhi daripada pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis, Escherichia coli,
dan Shigella dysentriae.
Kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan adalah Ekstrak rimpang
lengkuas (Alpinia galanga L.) mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysentriae, Salmonella typhi, Bacillus subtilis dan Escherichia coli. Ekstrak
rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Salmonella typhi daripada pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis, Escherichia
coli, dan Shigella dysentriae