dc.description.abstract | Pada tahun 2012, telah dilakukan penelitian dengan judul "Pelabelan Total
Super (a; d)-Sisi Antimagic pada Graf Gunung Berapi" oleh Dewi. Perbedaan
antara penelitian tersebut dengan penelitian kali ini ialah pada pelabelan total
sisi irreguler, permasalahannya lebih ditekankan pada bagaimana menentukan
pelabelan suatu graf dengan menggunakan bilangan bulat positif terbesar yang
seminimal mungkin. Bilangan bulat positif terbesar inilah yang disebut dengan
nilai ketakteraturan total sisi atau total edge irregularity strength yang dinotasikan
dengan tes(G). Sedangkan pelabelan total super (a; d)-sisi antimagic (SEATL)
viii
pada sebuah graf G = (V;E) adalah pelabelan titik dengan bilangan bulat f(V ) =
f1; 2; 3; :::; pg dan pelabelan sisi dengan bilangan bulat f(E) = fp + 1; p + 2; p +
3; :::; p + qg dari sebuah graf G dimana p adalah banyaknya titik dan q adalah
banyaknya sisi pada graf G.
Cara menentukan tes(Gbm;n) ialah dengan menentukan batas bawah dari
tes(Gbm;n) menggunakan teorema berikut ini (Ba·ca, Jendrol, Miller, dan Ryan,
2007):
1. Misalkan G = (V;E) adalah sebuah graf dengan himpunan titik V dan
himpunan sisi tak kosong E maka
l
jEj+2
3
m
· tes(G) · jEj.
2. Misalkan G = (V;E) adalah sebuah graf dengan derajat terbesar ¢ = ¢(G)
maka
§¢+1
2
¨
· tes(G) · jEj ¡ ¢ jika ¢ · jEj¡1
2 .
Selanjutnya, kita cari batas atas dari tes(Gbm;n) sehingga bobot setiap
sisinya berbeda. Kemudian kita terapkan pada pelabelan total sisi irreguler untuk
mengetahui tes(Gbm;n) dan tes(sGbm;n).
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, diperoleh beberapa teorema
sesuai dengan tujuan untuk mengetahui nilai ketakteraturan total sisi pada graf
Gunung Berapi. Beberapa teorema tersebut antara lain:
1. tes(Gbm;n) = Max
©§
m+n+2
3
¨
;
§
n+3
2
¨ª
, untuk m ¸ 3 dan n ¸ 1;
2. tes(sGbm;n) =
l
s(m+n)+2
3
m
, untuk s ¸ 2, m ¸ 3, n ¸ 1,
¡§
m+n+2
3
¨
>
§
n+3
2
¨¢
,
dan (m + n) ´ 0 mod 3. | en_US |