Show simple item record

dc.contributor.authorKartika Tria Sulendra
dc.date.accessioned2014-01-24T00:43:54Z
dc.date.available2014-01-24T00:43:54Z
dc.date.issued2014-01-24
dc.identifier.nimNIM101610101087
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/22930
dc.description.abstractKaries gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang menduduki urutan pertama di Indonesia. Indikator kerusakan gigi permanen yang paling sering digunakan di Indonesia adalah indeksDMF-T. Indeks DMF-T di Jawa Timur menduduki urutan ketiga tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 6,44. Salah satu faktor yang memegang peranan penting yang mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut anak adalah faktor perilaku atau sikap. Kebiasaan anak-anak dalam mengonsumsi makanan yang manis dan lengket serta minimnya pengetahuan anak tentang waktu dan cara menggosok gigi yang benar memudahkan terjadinya perkembangan karies. Karies gigi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain host, substrat, bakteri plak, dan waktu. Viskositas saliva berperan dalam perkembangan karies karena fungsinya sebagai self cleansing pada rongga mulut. Saliva dengan pH rendah juga dapat mengakibatkan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras rongga mulut. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Baletbaru I dan SDN Baletbaru II, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Desa Baletbaru merupakan salah satu dari 12 desa di Sukowono yang tingkat kesadaran akan kesehatan gigi dan mulutnya masih minim, terutama anak sekolah yang berusia 6-12 tahun.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pH dan viskositas saliva terhadap indeks DMF-T pada siswa-siswi SD Baletbaru I dan SD Baletbaru II yang berusia 12-13 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah 28 siswa-siswi SD Baletbaru I dan Baletbaru II yang berusia 12-13 tahun dan memenuhi kriteria sebagaisubjekpenelitian lainnya. Pada tahap awal, dilakukan pemeriksaan indeks DMF-T pada gigi permanen subjek. Seminggu setelahnya dilakukan pengambilan sampel saliva yang diawali dengan melakukan gosok gigi bersama pada pukul 07.00. Subjek tidak diperkenankan makan dan minum apapun hingga pengambilan sampel saliva pada pukul 09.00. Pengambilan sampel saliva dilakukan tanpa stimulasi. Saliva yang terkumpul dalam pot obat dimasukkan dalam tabung yang berisi dry icedan dibawa ke laboratorium. Pengukuran pH saliva menggunakan pH meter merk eutech. Setelah dilakukan pengukuran pH saliva, dilanjutkan dengan pengukuran viskositas saliva menggunakan viskosimeter merk Ostwald. Data yang diperoleh dilakukan uji normalitas menggunakan Kolmogorovsmirnov, dan menunjukkan bahwa data berdistribusi normal (P>0,05). Setelah itu data dianalisa dengan uji korelasi parametrik Pearson Correlation. Hasil analisa menunjukkan terdapat hubungan yang lemah (tidak signifikan) antara pH saliva dengan indeks DMF-T (P>0,05 dan r<0,2), begitu pula dengan uji korelasi antara viskositas saliva dan indeks DMF-T yang menunjukkan hubungan yang lemah (tidak signifikan). Hal ini disebabkan saliva bukan merupakan satu-satunya faktor penyebab karies. Terdapat banyak faktor yang saling barkaitan dalam perkembangan karies.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries101610101087;
dc.subjectpH, Viskositas Saliva, Indeks DMF-Ten_US
dc.titleHUBUNGAN pH DAN VISKOSITAS SALIVA TERHADAP INDEKS DMF-T PADA SISWA-SISWI SEKOLAH DASAR BALETBARU I DAN BALETBARU II SUKOWONO JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record