HUBUNGAN pH DAN VISKOSITAS SALIVA TERHADAP INDEKS DMF-T PADA SISWA-SISWI SEKOLAH DASAR BALETBARU I DAN BALETBARU II SUKOWONO JEMBER
Abstract
Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang menduduki urutan
pertama di Indonesia. Indikator kerusakan gigi permanen yang paling sering
digunakan di Indonesia adalah indeksDMF-T. Indeks DMF-T di Jawa Timur
menduduki urutan ketiga tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 6,44. Salah satu faktor
yang memegang peranan penting yang mempengaruhi status kesehatan gigi dan
mulut anak adalah faktor perilaku atau sikap. Kebiasaan anak-anak dalam
mengonsumsi makanan yang manis dan lengket serta minimnya pengetahuan anak
tentang waktu dan cara menggosok gigi yang benar memudahkan terjadinya
perkembangan karies. Karies gigi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain host,
substrat, bakteri plak, dan waktu. Viskositas saliva berperan dalam perkembangan
karies karena fungsinya sebagai self cleansing pada rongga mulut. Saliva dengan pH
rendah juga dapat mengakibatkan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras
rongga mulut. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Baletbaru I dan SDN Baletbaru II,
Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Desa Baletbaru
merupakan salah satu dari 12 desa di Sukowono yang tingkat kesadaran akan
kesehatan gigi dan mulutnya masih minim, terutama anak sekolah yang berusia 6-12
tahun.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pH dan viskositas saliva
terhadap indeks DMF-T pada siswa-siswi SD Baletbaru I dan SD Baletbaru II yang
berusia 12-13 tahun.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional. Subjek penelitian ini adalah 28 siswa-siswi SD Baletbaru I dan
Baletbaru II yang berusia 12-13 tahun dan memenuhi kriteria sebagaisubjekpenelitian
lainnya. Pada tahap awal, dilakukan pemeriksaan indeks DMF-T pada gigi permanen
subjek. Seminggu setelahnya dilakukan pengambilan sampel saliva yang diawali
dengan melakukan gosok gigi bersama pada pukul 07.00. Subjek tidak diperkenankan
makan dan minum apapun hingga pengambilan sampel saliva pada pukul 09.00.
Pengambilan sampel saliva dilakukan tanpa stimulasi. Saliva yang terkumpul dalam
pot obat dimasukkan dalam tabung yang berisi dry icedan dibawa ke laboratorium.
Pengukuran pH saliva menggunakan pH meter merk eutech. Setelah dilakukan
pengukuran pH saliva, dilanjutkan dengan pengukuran viskositas saliva
menggunakan viskosimeter merk Ostwald.
Data yang diperoleh dilakukan uji normalitas menggunakan Kolmogorovsmirnov,
dan
menunjukkan
bahwa
data
berdistribusi
normal
(P>0,05).
Setelah
itu data
dianalisa
dengan uji korelasi parametrik Pearson Correlation. Hasil analisa
menunjukkan terdapat hubungan yang lemah (tidak signifikan) antara pH saliva
dengan indeks DMF-T (P>0,05 dan r<0,2), begitu pula dengan uji korelasi antara
viskositas saliva dan indeks DMF-T yang menunjukkan hubungan yang lemah (tidak
signifikan). Hal ini disebabkan saliva bukan merupakan satu-satunya faktor penyebab
karies. Terdapat banyak faktor yang saling barkaitan dalam perkembangan karies.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2086]