dc.description.abstract | Penyimpanan benih merupakan suatu upaya untuk mempertahankan
viabilitas benih dalam periode simpan yang sepanjang mungkin. Salah satu usaha
yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan kondisi simpan yang sesuai.
Chitosan mempunyai potensi yang cukup baik sebagai pelapis pada benih.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui interaksi antara lama simpan, jenis benih
dan konsentrasi chitosan terhadap viabilitas benih dan untuk mengetahui pengaruh
lama simpan, jenis benih dan konsentrasi chitosan terhadap viabilitas benih
kedelai selama dalam penyimpanan.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih Jurusan
Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jember mulai bulan Juni 2009
sampai dengan September 2009. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dan uji vigor dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan
3 faktor. Faktor I adalah konsentrasi chitosan, terdiri atas 4 taraf: 0 %, 2 %, 4 %,
dan 6 %. Faktor II adalah jenis benih, ada 2 jenis : kedelai kuning dan kedelai
hitam. Faktor III adalah lama simpan, terdiri atas 2 taraf: 2 dan 4 bulan.
Pengamatan dilakukan terhadap kadar air, kecepatan tumbuh, daya tumbuh,
indeks vigor bibit, daya hantar listrik, nisbah kulit benih, permeabilitas dan kadar
protein.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terdapat interaksi antara jenis benih
dan lama simpan terhadap kadar air benih, interaksi konsentrasi dan lama simpan
memberikan respon yang berbeda terhadap kadar air dan daya hantar listrik serta
terjadi interaksi antara konsentrasi dan jenis benih terhadap kecepatan tumbuh,
daya tumbuh dan daya hantar listrik. Lama simpan 2 bulan berpengaruh sangat
nyata terhadap viabilitas benih yang ditunjukkan dengan kadar air dan daya hantar
listrik tinggi serta kecepatan tumbuh, daya tumbuh, indeks vigor bibit, dan kadar protein rendah. Konsentrasi chitosan 2 % merupakan konsentrasi terbaik dalam
mempertahankan viabilitas benih selama dalam penyimpanan. | en_US |