PENGARUH PERBEDAAN JENIS DAN DOSIS PUPUK TERHADAP BIOMASSA TANAMAN KEDELAI DAN PREFERENSI OVIPOSISI Spodoptera litura F. PADA DAUN TANAMAN KEDELAI (Glycine max) VARIETAS BALURAN
Abstract
Serangan hama ulat grayak (Spodoptera litura) terhadap tanaman
hortikultura kedelai (Glycine max) mengakibatkan penurunan produksi kedelai.
Kehilangan hasil akibat serangan hama tersebut dapat mencapai 80%, bahkan
puso jika tidak dikendalikan. Setiap kali bertelur, seekor ngengat betina mampu
meletakkan 350 butir pada daun, seekor ngengat betina mampu memproduksi
telur hingga 2000-3000 telur. Setelah larva menetas, larva menyebar dengan
menggunakan benang sutera dari mulutnya. Siang hari bersembunyi dalam
tanah (tempat yang lembab) dan menyerang tanaman pada malam hari dan lama
stadium pupa ini 8 - 11 hari. Upaya pengendalian telah dilakukan, tetapi belum
diperoleh hasil yang menggembirakan. Saat ini diperlukan upaya pengendalian
dengan mengandalkan insektisida, namun kurang efektif. Aspek biologis ulat
grayak yang selama ini kurang mendapat perhatian adalah inang ulat grayak
yaitu daun sebagai tempat hidup larva sekaligus sebagai peletakan telur hidup
dan sumber makanan bagi larva ulat grayak. Perbedaan jenis dan dosis pupuk
tentunya memiliki jumlah nutrisi tanaman yang berbeda, sehingga diasumsikan
masing-masing jenis dan dosis pupuk yang digunakan akan memberikan
pengaruh yang berbeda terhadap kelangsungan hidup S. litura. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis dan dosis pupuk
terhadap biomassa tanaman kedelai dan preferensi oviposisi Spodoptera litura
F. pada daun tanaman kedelai (Glycine max) varietas Baluran yang dapat
digunakan sebagai informasi untuk tindakan prefentif dari segi nutrisi tanaman. Penelitian ini dilakukan di Greenhouse Dinas Pertanian Jember bulan
Agustus sampai September 2010 dengan mengunakan rancangan acak biasa
mengunakan 10 macam perlakuan yaitu pupuk NPK dosis ½ , pupuk NPK dosis
1, pupuk NPK dosis 1 ½, pupuk kompos dosis ½, pupuk kompos dosis 1, pupuk
kompos dosis 1 ½, pupuk Petroganik dosis ½, pupuk Petroganik dosis 1, pupuk
Petroganik dosis 1 ½ dan kontrol dengan 3 kali pengulangan dan tiap
pengulangan diisi dengan 10 buah tanaman kedelai. Untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh perlakuan terhadap letak dan jumlah telur yang dihasilkan
serta biomassa tanaman dianalisis dengan analisis varian (ANOVA), sedangkan
untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dianalisis dengan Uji BNT dengan
bantuan software SPPS Ver.11,5.
Setelah imago S. litura bertelur, pengaruh jenis dan dosis pupuk
terhadap rerata jumlah telur pada daun kedelai varietas Baluran dari yang
terendah sampai yang tertinggi adalah pupuk NPK dosis 1 441,33 ± 764,41
butir, pupuk kompos dosis 1 ½ 132,00 ± 228,63 butir, pupuk Petroganik dosis 1
½ 85,33 ± 147,80 butir, pupuk NPK dosis ½ 54,67 ± 50,65 butir, pupuk
Petroganik dosis ½ 44,00 ± 76,21 butir, pupuk kompos dosis 1 42,67 ± 73,90
butir, pupuk NPK dosis 1 ½ 0,00 ± 0,00 butir, pupuk kompos dosis ½ 0,00 ±
0,00 butir, pupuk Petroganik dosis 1 0,00 ± 0,00 butir, dan kontrol 0,00 ± 0,00
butir. Hasil uji ANOVA menunjukkan perbedaan jenis pupuk berpengaruh tidak
signifikan terhadap preferensi oviposisi S. litura yaitu P = 0,68 dan dosis pupuk
berpengaruh tidak signifikan terhadap preferensi oviposisi S. litura yaitu P = 0,
69.
Pengaruh jenis dan dosis pupuk terhadap rerata berat kering tanaman
kedelai varietas Baluran dari yang terendah sampai yang tertinggi adalah pupuk
NPK dosis 1 1,22 ± 0,32 g, pupuk kompos dosis 1 1,17 ± 0,06 g, pupuk
Petroganik dosis 1 1,16 ± 0,05 g, pupuk Petroganik dosis ½ 1,04 ± 0,02 g,
kontrol 1,00 ± 0,30 g, pupuk kompos dosis ½ 0,98 ± 0,39 g, pupuk NPK dosis 1
½ 0,89 ± 0,20 g, pupuk kompos dosis 1 ½ 0,89 ± 0,11 g, pupuk NPK dosis ½ 0,83 ± 0,13 g, dan pupuk Petroganik dosis 1 ½ 0,80 ± 0,29 g. Hasil uji ANOVA
menunjukkan perbedaan jenis pupuk berpengaruh tidak signifikan terhadap
biomassa tanaman kedelai yaitu P = 0,99 dan perbedaan dosis pupuk
berpengaruh signifikan terhadap biomassa tanaman kedelai yaitu P = 0,02.
Pengaruh jenis dan dosis pupuk terhadap rerata berat kering daun
kedelai varietas Baluran dari yang terendah sampai yang tertinggi adalah pupuk
kompos dosis 1 0,04 ± 0,01 g, pupuk kompos dosis 1 ½ 0,04 ± 0,01 g, pupuk
Petroganik dosis 1 0,04 ± 0,01 g, pupuk Petroganik dosis 1 ½ 0,04 ± 0,01 g,
pupuk kompos dosis ½ 0,04 ± 0,00 g, pupuk NPK dosis 1 ½ 0,03 ± 0,01 g,
kontrol 0,03 ± 0,01 g, pupuk NPK dosis ½ 0,03 ± 0,00 g, pupuk NPK dosis 1
0,03 ± 0,00 g, dan pupuk Petroganik dosis ½ 0,03 ± 0,00 g. Hasil uji ANOVA
menunjukkan perbedaan jenis pupuk berpengaruh signifikan terhadap biomassa
daun kedelai yaitu P = 0,01 dan perbedaan dosis pupuk berpengaruh tidak
signifikan terhadap biomassa daun kedelai yaitu P = 0,60.
Berdasarkan uji ANAVA didapatkan bahwa biomassa tanaman kedelai
berpengaruh tidak signifikan terhadap preferensi oviposisi S. litura yaitu P =
0,92. Sedangkan biomassa daun kedelai juga berpengaruh tidak signifikan
terhadap preferensi oviposisi S. litura yaitu P = 0,91.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pupuk NPK dosis 1 paling
efektif dalam preferensi oviposisi S. litura dan biomassa tanaman kedelai
varietas Baluran. Hal itu dapat dilihat dari besarnya rerata jumlah telur pada
daun dan besarnya rerata berat kering tanaman kedelai dibandingkan jenis dan
dosis pupuk lainnya.