Show simple item record

dc.contributor.authorWulan Ayu Puspita
dc.date.accessioned2014-01-23T23:44:22Z
dc.date.available2014-01-23T23:44:22Z
dc.date.issued2014-01-23
dc.identifier.nimNIM031810201096
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/22732
dc.description.abstractPasir besi dapat diperoleh dari penambangan pasir pantai. Pasir besi mengandung oksida besi seperti wustite (FeO), hematite (Fe2O3), magnetite (Fe3O4) dan oksida besi titanium (FeTiO3) (Haryatmo, Agung. 2006). Pasir besi adalah unsur logam. Bijih besi terbentuk oleh proses pelapukan, disintregasi dari akumulasi secara mekanik, menghasilkan endapan atas flagmen mineral dan batuan rombakan. Mineral bijih besi ini dapat ditemukan dalam aluvium pantai dan sungai yang disebut pasir besi. Berdasarkan hasil survei dari beberapa pengelola, Kabupaten Lumajang memiliki pasir besi di pantai Desa Wotgalih. Sayangnya, belum diketahui banyak pihak dan yang mengelola di Pantai Wotgalih hanya satu tangan. Areal tambang pasir besi diperkirakan mencapai 2.650 ha (www.lumajang.go.id). Dengan sebaran memanjang dalam satu deret di sepanjang pantai selatan. Sebaran tersebut berada di pantai selatan Kecamatan Yosowilangun, Kecamatan Kunir, Kecamatan Tempeh dan Kecamatan Pasirian. Untuk memperkirakan cadangan pasir besi di daerah tersebut diperlukan informasi kedalamannya. Agar dapat diperoleh informasi tentang kedalaman pasir besi dapat digunakan metode geolistrik resistivitas karena salah satu sifat fisika dari unsur logam termasuk besi adalah memiliki resistivitas rendah. Metode geolistrik resistivitas merupakan metode yang mudah digunakan dan relatif murah. Pengaplikasian metode geolistrik resistivitas sudah banyak digunakan dalam proses pendeteksian bawah permukaan tanah. Pada penelitian ini digunakan metode resistivity sounding yang bertujuan untuk mengetahui variasi susunan batuan secara vertikal. Konfigurasi yang dipakai pada metode ini yaitu konfigurasi Schlumberger. Pada penelitian ini digunakan delapan titik sounding. Data yang diambil adalah data lapang yang berupa nilai resistivitas semu dari permukaan tanah pada lokasi penelitian dan data laboratorium berupa nilai resistivitas pasir besi. Nilai resistivitas pasir besi yang didapat dari penelitian laboratorium yaitu sebesar 37,11 Ωm. Nilai resistivitas yang didapat dari pengambilan data laboratorium dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan kedalaman dan ada tidaknya pasir besi, Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pasir besi di sebelah selatan pantai Desa Wotgalih terdapat di titik sounding ketiga, keempat, keenam dan ketujuh. Dari keseluruhan lokasi penelitian hanya 50% saja yang diduga mengandung pasir besi dan terdapat pada kedalaman 0,74 – 22,39 m. Hasil yang diperoleh dari hasil penelitian tidak sesuai dengan data wawancara kepada masyarakat Desa Wotgalih tentang kedalaman pasir besi karena menurut warga desa setempat kedalam pasir besi didaerah ini yaitu sekitar 0,5 m dan terdapat hampir diseluruh lokasi penelitian. Hal ini terjadi karena dimungkinkan metode yang digunakan tidak sesuai, sehingga metode yang digunakan tidak berhasil untuk mendeteksi adanya pasir besi. Oleh karena itu dapat digunakan metode resistivity yang lain. Setelah ditemukannya pasir besi diharapkan pemerintah daerah tidak besarbesaran mengeksploitasi pasir besi di daerah pantai selatan Desa Wotgalih dikarenakan dapat merusak lingkungan, dan diharapkan pemerintah daerah dapat menjaga lingkungan di sekitar pantai selatan Desa Wotgalih walaupun pasir besi tersebut akan ditambang dan digunakan untuk menaikkan taraf hidup masyarakat sekitar.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries031810201096;
dc.subjectRESISTIVITY SOUNDINGen_US
dc.titleAPLIKASI METODE GEOLISTRIK “RESISTIVITY SOUNDING” MENENTUKAN KEDALAMAN PASIR BESI DI DESA WOTGALIH KECAMATAN YOSOWILANGUN KABUPATEN LUMAJANGen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record