Pengaruh Jenis Zat Pengatur Tumbuh dan Ukuran Bahan Stek terhadap Pertumbuhan Stek Tanaman Naga

Abstract

Penyediaan bibit tanaman naga mutlak diperlukan seiring dengan peningkatan permintaan buah naga setiap tahun yang semakin tinggi. Stek sebagai bahan tanam yang selama ini digunakan dianggap kurang efisien untuk pengembangan budidaya dalam skala luas dengan bahan tanam terbatas. Stek pendek dikembangkan sebagai solusi, namun kendalanya adalah pertumbuhan stek terhambat. Zat pengatur tumbuh alami dimanfaatan untuk memacu pertumbuhan stek. Urin sapi, urin manusia, dan air kelapa menjadi hormon alternatif untuk memacu pertumbuhan dengan semakin meningkatnya harga hormon tumbuh di pasaran. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh jenis zat pengatur tumbuh dan ukuran bahan stek serta interaksi terhadap pertumbuhan stek tanaman naga. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok yang disusun mengikuti rancangan faktorial yang terdiri atas 2 faktor yaitu jenis zat pengatur tumbuh (K: kontrol, R : Rootone F, S : urin sapi, M : urin manusia, A : Air kelapa) dan ukuran bahan stek (P1: panjang stek 5 cm, P2: panjang stek 15 cm, P3: panjang stek 25 cm) dengan 3 ulangan. Untuk membedakan perlakuan dilakukan analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan dengan taraf kepercayaan 95%. Pengamatan dilakukan terhadap keberhasilan stek, umur stek bertunas, berat basah tunas, berat kering tunas, panjang tunas, jumlah tunas, berat basah akar, berat kering akar, panjang akar, jumlah akar, kadar air akar, dan kadar air tunas. Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa perlakuan ukuran bahan stek 25 cm pertumbuhannya lebih baik, sedangkan stek yang lebih pendek pertumbuhannya terhambat. Namun aplikasi zat pengatur tumbuh menunjukkan stek tanaman naga tidak membutuhkan hormon eksogen untuk menunjang pertumbuhan. Berdasarkan hasil penelitian, stek ukuran 15 cm direkomendasikan sebagai ukuran bahan tanam untuk usaha budidaya dalam skala luas dengan bahan tanam yang terbatas.