PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) DALAM PEMBELAJARAN PKN POKOK BAHASAN SIKAP TERHADAP PENGARUH GLOBALISASI PADA SISWA KELAS IV DI SDN BADEAN 1 JEMBER
Abstract
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang ada
di SD dan memiliki karakteristik pendidikan ranah afektif. Pendidikan
Kewarganegaraan bukanlah mata pelajaran yang hanya memfokuskan pada ranah
kognitif semata, melainkan memfokuskan pada penanaman nilai-nilai dalam diri
siswa. Namun pada kenyataannya, berdasarkan hasil observasi di SDN Badean 1
Jember pembelajaran PKn di sekolah tersebut khususnya pembelajaran PKn
cenderung membosankan karena guru belum mengoptimalkan penggunaan model
pembelajaran yang tepat sehingga aktivitas belajar dan hasil belajar siswa masih
belum optimal. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran yang lebih
menginternalisasi nilai-nilai sehingga siswa semangat dalam belajar. Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar
siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn pokok bahasan sikap terhadap
pengaruh globalisasi melalui penerapan model pembelajaran Value Clarification
Technique (VCT) tipe analisis nilai pada siwa kelas IV SDN Badean 1 Jember?
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa melalui penerapan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)
dalam pembelajaran PKn pokok bahasan sikap terhadap pengaruh globalisasi pada
siswa kelas IV SDN Badean 1 Jember.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Desain penelitian yang
digunakan adalah adaptasi model skema Mc. Taggart yang terdiri dari 4 fase meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas
IV SDN Badean 1 Jember sebanyak 41 siswa. Metode yang digunakan untuk
pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan
metode tes. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, proses pembelajaran melalui model
pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) tipe analisis nilai berjalan dengan
baik. Persentase aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran Value
Clarification Technique (VCT) tipe analisis nilai pada siklus 1 secara klasikal sebesar
68% dengan kategori 16 siswa sangat aktif, 12 siswa aktif, 12 siswa kurang aktif dan
1 siswa tidak aktif. Siklus 2 secara klasikal sebesar 83% dengan 23 siswa sangat aktif,
11 siswa aktif, 7 siswa kurang aktif dan 0 siswa tidak aktif, sehingga mengalami
peningkatan sebesar 15%. Berdasarkan hasil analisis tes hasil belajar, siswa yang
tuntas dalam belajar berjumlah 29 siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 12 siswa.,
dengan kategori sangat tinggi/sangat baik sebanyak 4 siswa, tingi/baik sebanyak 25
siswa, rendah/kurang sebanyak 12 siswa, sehingga ketuntasan klasikal yang dicapai
adalah 71%. Analisis hasil tes siklus 2, siswa yang tuntas dalam belajar sebanyak 35
siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 6 siswa, dengan kategori sangat tinggi/sangat
baik sebanyak 15 siswa, tinggi/baik sebanyak 20 siswa, rendah/kurang sebanyak 6
siswa, sehingga ketuntasan klasikal yang dicapai adalah 85%, maka peningkatan
hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 14%.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Value
Clarification Technique (VCT) tipe analisis nilai berjalan dengan baik dan membuat
siswa menjadi aktif dan paham terhadap konsep materi yang diajarkan sehingga dapat
meningkatakan aktivitas dan hasil belajar siswa. Aktivitas dan hasil belajar siswa
setelah diterapkannya model pembelajaran VCT tipe analisis nilai mengalami
peningkatan yang signifikan secara klasikal. Persentase ketuntasan klasikal aktivitas
belajar siswa pada siklus 1 adalah sebesar 68%. Sedangkan persentase aktivitas
belajar siswa pada siklus 2 adalah sebesar 83%, sehingga dari siklus 1 ke siklus 2aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 15%. Begitupun juga dengan
hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus secara
signifikan. Persentase ahasil belajar siswa pada siklus 1 adalah sebesar 71% dengan
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 29 siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 12
siswa, sedangkan persentase belajar pada siklus 2 sebesar 85% dengan jumlah siswa
yang tuntas sebanyak 35 dan yang tidak tuntas sebanyak 6 siswa. Sehingga
peningkatan hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebsar 14%. Saran
dalam penelitian ini adalah hendaknya pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) tipe analisis nilai dapat dijadikan
sebagai alternatif bagi guru untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas agar siswa
lebih mudah memahami konsep dari materi yang diajarkan.