Show simple item record

dc.contributor.authorEndry Novianto
dc.date.accessioned2014-01-23T08:51:35Z
dc.date.available2014-01-23T08:51:35Z
dc.date.issued2014-01-23
dc.identifier.nimNIM051910101025
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/22458
dc.description.abstractBiogas adalah suatu energi alternatif yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk kotoran hewan, limbah rumah tangga, dan sampah-sampah organik. Biogas adalah kondisi lingkungan yang ekstrim, didalam sistem biogas terdapat berbagai faktor penyebab korosi diantaranya adalah kadaan fisik dari sistem biogas tersebut (tekanan, temperatur dan kelembaban), adanya polutan H2S, CO2 dan H2O. Dengan metode gravimetrik / penimbangan berat dan pemvariasian waktu exposure laju korosi Baja Karbon Rendah (ASTM A36) dapat diketahui. Untuk exposure 30 hari rata-rata laju korosi 0,7457 mpy, untuk exposure 60 hari laju korosi rata-rata 0,9846 mpy dan untuk exposure 90 hari laju korosi rata-rata 0,9083 mpy. Peningkatan laju korosi Karbon Rendah (ASTM A36) paling besar pada pemasukan pertama atau pada interval waktu 0-30 hari. Jenis kororsi yang terjadi pada Baja Karbon Rendah (ASTM A36) dalam sistem biogas ini adalah uniform corrosion (korosi seragam), pitting corrosion (korosi sumuran) dan interglanular corrosion (korosi batas butir). Semakin lama waktu exposure laju korosi semakin menurun, karena dengan bertabahnya waktu exposure maka akan terjadi pasivasi, dimana logam seharusnya diserang korosi, tapi dalam kenyataannya korosi yang terjadi labat. Hal terjadi apabila produk korosi mulai menebal yang brakibat mengurangi permukaan logam kontak langsung dengan lingkungan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries051910101025;
dc.subjectAnalisa Korosi Baja Karbon Rendahen_US
dc.titleANALISA KOROSI BAJA KARBON RENDAH (ASTM A36) DALAM RUANGAN BIOGASen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record