PENGARUH STATUS GIZI, KEBIASAAN MEROKOK, DAN PAPARAN SINAR ULTRAVIOLET TERHADAP KEJADIAN KATARAK SENILIS (Studi Kasus di Poli Mata RSD dr. Soebandi Jember)
Abstract
Katarak merupakan kekeruhan atau hilangnya transparansi pada protein lensa
(kristalin). Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi keruh
akibat dehidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa. Faktor risiko yang dapat
mempengaruhi terjadinya katarak adalah status gizi, pemakaian steroid yang lama,
kelainan bawaan metabolisme, pajanan kronis terhadap pajanan sinar ultraviolet,
riwayat katarak pada keluarga, alkohol, nutrisi, merokok, derajad sosial ekonomi, dan
status pendidikan. Sebagian besar katarak terjadi akibat proses penuaan pada usia >50
tahun, yang disebut sebagai katarak senilis. Katarak senilis merupakan penyebab
utama kebutaan di dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
status gizi, kebiasaan merokok, dan paparan sinar matahari terhadap kejadian
penyakit katarak senilis di Poli Mata RSD dr. Soebandi Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
menggunakan pendekatan studi case-control. Populasi kasus adalah semua penderita
katarak senilis yang berobat di Poli Mata RSD dr. Soebandi Jember pada tahun 2011.
Populasi kontrol dalam penelitian ini adalah bukan penderita katarak senilis yang
berobat di Poli Mata RSD dr. Soebandi Jember pada tahun 2011. Sampel kasus
adalah pasien yang didiagnosis dokter menderita katarak senilis yang berobat di Poli
Mata RSD dr. Soebandi Jember pada bulan Mei 2011 - Juni 2011 sebanyak 20 orang.
Sampel kontrol adalah pasien yang didiagnosis dokter tidak menderita katarak senilis
yang berobat di Poli Mata RSD dr. Soebandi Jember pada bulan Mei 2011 - Juni 2011 sebanyak 60 orang. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis
bivariat dengan uji regresi logistik dengan tingkat signifikansi 5% (α=0,05).
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap
penyakit katarak senilis dengan status perokok pasif OR = 4,4 (1,255<CI<15,573)
dan paparan sinar ultraviolet OR = 13,7 (3,668<CI<51,748). Sedangkan variabel yang
tidak signifikan adalah status gizi, status merokok, lama merokok dan jumlah batang
rokok yang dihisap. Pada analisis multivariabel status perokok pasif dan paparan
sinar ultraviolet yang paling berpengaruh terhadap kejadian katarak senilis.
Berdasarkan hasil tersebut maka diperlukan suatu pendidikan kesehatan untuk
mencegah terjadinya katarak senilis pada perokok pasif. Selain itu untuk mencegah
paparan sinar ultraviolet diperlukan bentuk kerja sama dengan dinas pertanian dalam
rangka sosialisasi pada petani agar memakai pelindung diri untuk terhindar dari
paparan sinar ultraviolet.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]