dc.description.abstract | Hasil pengaplikasian Fisika dan peristiwa alam yang bersifat riil pada
umumnya tidak mudah untuk dibawa di tempat lain termasuk di sekolah atau
dikelas. Berkaitan dengan perwujudan pembuatan media yang kontestual, maka
pelaksanaan tugas pembuatan media pembelajaran Fisika yang kontekstual
dengan siswa sekolah menengah jarang sekali dapat terwujud dengan baik
(Indrawati, 2005). Foto merupakan alat visualisasi yang efektif, konkret, realistis,
akurat, dan dapat mengatasi ruang dan waktu. Dengan gambar siswa akan lebih
cepat dan lama dalam menyimpan memori yang disampaikan oleh guru
dibandingkan hanya dengan metode ceramah saja. Disamping itu ,dengan metode
diskusi akan menambah keterampilan sosial siswa melalui kerjasama dalam
diskusi kelompok. Materi pokok bahasan gerak lurus merupakan kejadian riil
yang banyak kita amati di sekitar kita. Sifat materi gerak lurus bersifat nyata dan
dapat dilakukan analisa, maka sangat cocok dengan media foto yang digunakan
untuk pembelajaran. Maka Foto dapat digunakan sebagai media materi pokok
bahasan gerak lurus karena bersifat nyata dan riil.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) mengkaji perbedaan antara hasil belajar
Fisika siswa Metode Diskusi Dengan Analisis Foto Kejadian Fisika (AFKF)
Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA (dalam Konsep Gerak Lurus). (2)
mendeskripsikan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar dengan
menggunakan Metode Diskusi Dengan Analisis Foto Kejadian Fisika (AFKF)
Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA (dalam Konsep Gerak Lurus).
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan tempat penelitian
yang ditentukan dengan cara purposive sampling area. Penelitian ini dilakukan
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Situbondo dengan responden penelitin kelas X-9
dan X-10. Pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan cluster random
sampling. Desain penelitian menggunakan control group pre-test post-test design.Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara
dan dokumentasi. Analisis data menggunakan uji t two tail untuk menjawab
rumusan masalah yang pertama, sedangkan untuk rumusan masalah yang kedua
menggunakan persentase aktivitas siswa.
Berdasarkan uji Independent Samples t test menggunakan program SPSS
16 diperoleh hasil nilai t hitung 2.557dibandingkan dengan nilai signifikan 0.05,
berdasarkan pedoman pedoman thitung ≥ 0.05 maka dapat disimpulkan terdapat
perbedaan yang signifikan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Hasil analisis aktivitas belajar siswa kelas eksperimen secara klasikal memiliki
presentase 72,22%. Hal ini menunjukkan aktivitas siswa pada kelas eksperimen
dengan menggunakan Metode Diskusi Dengan Analisis Foto Kejadian Fisika
(AFKF) Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA (dalam Konsep Gerak Lurus)
tergolong aktif. | en_US |