PENGARUH CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA KLON KAKAO
Abstract
Tanaman kakao umumnya di budidayakan di lahan yang tidak
mendapatkan pengairan secara teknis. Pada lahan demikian sumber air bagi
tanaman kakao hampir seluruhnya berasal dari air hujan, sehingga peluang
tanaman kakao untuk mengalami cekaman kekeringan pada musim kemarau
sangat besar. Untuk itu, tersedianya klon yang toleran terhadap cekaman
kekeringan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi dalam
budidaya tanaman kakao. Percobaan dilaksanaan di lahan Desa Kebonsari
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember pada bulan Juni sampai dengan bulan
Oktober 2009. Penelitian ini bertujuan untuk, 1.) Mengetahui dan menentukan
berbagai tingkat cekaman kekeringan yang menjadi titik kritis terhadap
pertumbuhan bibit beberapa klon kakao, 2.) Mengetahui dan menentukan klon
kakao tertentu yang paling toleran terhadap cekaman kekeringan. Percobaan ini
dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara
faktorial diulang 3 kali, dengan ulangan sebagai kelompok (setiap ulangan
menggunakan 5 tanaman). Faktor pertama klon kakao terdiri dari DR 1, NIC 7
dan ICS 60. Faktor kedua, lima perlakuan cekaman kekeringan berdasarkan
persentase yaitu: (1) 100% (kapasitas lapang), (2) 80%, (3) 60%, (4) 40%, dan (5)
20% lengas tersedia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kadar lengas
tersedia 60% bibit kakao mengalami kematian pada minggu ke-4. Klon ICS 60
lebih toleran terhadap cekaman kekeringan jika dibandingkan dengan klon yang
lain, berdasarkan pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang,
total luas daun, berat basah tajuk, berat basah akar, berat kering tajuk, berat kering
akar dan jumlah cabang akar. Tidak terdapat interaksi antara klon kakao dengan
cekaman kekeringan terhadap pertumbuhan bibit kakao.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4297]