KADAR ION FOSFAT DALAM SALIVA BUATAN SETELAH APLIKASI CPP-ACP (Casein Phosphopeptide - Amorphous Calcium Phosphate)
Abstract
Karies gigi merupakan penyakit yang sering ditemukan pada setiap strata
sosial masyarakat Indonesia baik laki-laki maupun perempuan serta dewasa dan anakanak.
Adanya karies disebabkan karena proses demineralisasi yang tidak diimbangi
dengan remineralisasi yang cukup, dengan tanda klinis adanya lesi white spot. Oleh
karena itu diperlukan tindakan pencegahan primer, yang merupakan suatu bentuk
prosedur pencegahan yang dilakukan sebelum timbulnya gejala klinik dari suatu
penyakit. Pencegahan yang baik dilakukan adalah dengan cara memodifikasi kebiasaan
dan perlindungan terhadap gigi dengan bahan antikariogenik. Salah satu bahan
antikariogenik yang bekerja dengan membantu proses remineralisasi pada gigi adalah
Casein Phosphopeptides Amorphous Calcium Phosphate (CPP-ACP) dengan rumus
kimia [α
s1
-CN(59-79)(Ca
4
(PO
4
)
2
(OH)
2
.xH
O)] atau [β-CN(1-25)
(Ca
4
(PO
4
)
2
(OH)
2
.xH
2
2
O)]. CPP memiliki kemampuan untuk mengikat dan menstabilkan
kalsium dan ion fosfat dalam larutan, serta mengikatnya dalam plak gigi dan enamel
gigi, sehingga dapat membantu proses remineralisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisa kadar ion fosfat dalam saliva buatan setelah aplikasi CPP-ACP pada hari
ke-1, 3 dan 7.
Penelitian eksperimental laboratories dengan rancangan penelitian the post test
only control group design dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Jember untuk perlakuan sampel dan di Laboratorium Analisa Tanah
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia untuk mengukur kadar ion fosfat, pada
bulan Oktober-November 2013. Besar sampel yang digunakan pada masing-masing
kelompok adalah 4 sampel pada 4 kelompok perlakuan, yaitu kelompok A (saliva
buatan pH 7,00 tanpa aplikasi CPP-ACP), B (saliva buatan pH 7,00 dengan aplikasi
CPP-ACP), C (saliva buatan pH 4,75 tanpa aplikasi CPP-ACP) dan D (saliva buatan pH
4,75 dengan aplikasi CPP-ACP). Seluruh sampel direndam kedalam saliva buatan pada
masing-masing kelompok dan didimasukkan dalam inkubator selama 7 hari dengan
suhu 37̊ C. Pada hari ke-1, 3 dan 7 dilakukan pengukuran kadar ion ion fosfat dengan
menggunakan Spektrofotometer UV/Vis.
Data yang diperoleh selanjutnya di uji normalitasnya menggunakan uji
Kolmogorov – Smirnov dan hasilnya data tidak terdistribusi normal. Kemudian di uji
homogenitasnya menggunakan uji Levene, hasilnya data tidak homogen. Data yang tidak
terdistribusi normal dan tidak homogen dilakukan uji non parametrik Kruskal-Wallis untuk
mengetahui perbedaan yang bermakna dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok
perlakuan, dengan derajat kepercayaan 95% (α=0,05).
Berdasarkan hasil uji tersebut diperoleh data bahwa pada masing-masing
kelompok perlakuan terdapat perbedaan yang bermakna, kecuali pada hari ke-3
kelompok B dibandingkan dengan kelompok D tidak terdapat perbedaan yang
signifikan. Kelompok dengan aplikasi CPP-ACP (kelompok B dan D) mempunyai kadar
ion fosfat yang lebih tinggi dari kelompok tanpa aplikasi CPP-ACP (kelompok A dan
C), dan mengalami peningkatan kadarnya dari hari-1, 3 dan 7. Dari hasil penelitian yang
telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat peningkatan kadar ion
ion fosfat dalam saliva buatan pada gigi yang di aplikasikan CPP-ACP.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2086]