Daya Hambat Ekstrak Etanol Rimpang Jahe Varietas Emprit (Zingiber officinale Var. rubrum) Terhadap Pertumbuhan Jamur Aspergillus (Aspergillus flavus)”,
Abstract
Jahe yang termasuk dalam suku Zingiberaceae merupakan salah satu
tanaman rempah-rempah yang telah lama digunakan sebagai bahan baku obat
tradisional. Senyawa aktif jahe adalah Oleoresin dan minyak atsiri yang memiliki
kandungan utama terpenoid, dimana terpenoid disini dapat digunakan sebagai
antifungi. Penelitian dari Ema Viaza (1991) menunjukkan bahwa minyak atsiri
Zingiber officinale memiliki efek antijamur terhadap Tricophyton mentagrophytes,
Tricophyton rubrum, dan Microsporum canis tyang memberikan kadar hambat
minimum sebagai berikut: 6,25; 12,5 mg/ml (Fahrudin, 2008).
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA
Universitas Jember mulai tanggal 08 November 2010 sampai dengan 01 Februari
2011, merupakan penelitian in vitro dengan menggunakan metode sumuran dengan
kontrol positif Itrakonazol 10% dan kontrol negatif yaitu akuades steril yang
ditambahkan dengan larutan tween. Serial konsentrasi yang digunakan adalah 0%,
5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, 35%, 40%, 45%, dan 50%. Rancangan penelitian
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali ulangan. Analisis data
dengan One-Way ANOVA menggunakan SPSS, dan untuk menguji perbedaan
diantara semua pasangan perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan dengan α=0,05.
Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk menganalis daya hambat ekstrak etanol
rimpang jahe emprit, menentukan besar Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan
Konsentrasi Optimum ekstrak etanol jahe emprit terhadap pertumbuhan Aspergillus
flavus, dan untuk menghitung penurunan jumlah spora setelah dihambat oleh ekstrak
etanol jahe emprit.
ix
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Konsentrasi Hambatan
Minimum (KHM) ekstrak etanol rimpang jahe berada pada konsentrasi 1%, dan
Konsentrasi optimum ekstrak etanol rimpang jahe emprit terhadap pertumbuhan
jamur Aspergillus flavus belum diketahui karena masih terdapat kenaikan zona
hambat yang signifikan. Pada pengamatan jumlah spora diperoleh hasil bahwa
terdapat penurunan jumlah spora setelah dihambat oleh ekstrak etanol jahe emprit.
Berdasarkan hasil uji ANOVA (Tabel 4.5) daya hambat ekstrak etanol rimpang jahe
emprit (Zingiber officinale Var. rubrum) terhadap pertumbuhan jamur Aspergillus
flavus diperoleh nilai F hitung sebesar 695,212 dan nilai signifikasi sebesar 0,000,
karena P<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antar perlakuan yaitu ekstrak etanol rimpang jahe emprit (Zingiber officinale Var.
Rubrum) terhadap pertumbuhan jamur Aspergillus flavus. Sedangkan pada Uji
Duncan, dapat disimpulkan bahwa pada perlakuan kontrol negatif, konsentrasi 0,1 %,
dan 1% memiliki daya hambat yang berbeda tidak signifikan dengan nilai signifikansi
sebesar 0,787. Sedangkan pada konsentrasi 10%-50% memiliki daya hambat yang
berbeda signifikan terhadap semua konsentrasi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol rimpang
jahe memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan Aspergillus flavus. Pada pengujian
Konsentrasi Hambat Minimum ekstrak etanol jahe emprit berada pada konsentrasi
1%, pada penentuan Konsentrasi optimum masih belum diketahui karena masih
terdapat kenaikan yang signifikan, dan pada penghitungan jumlah spora menunjukkan
bahwa terdapat penurunan jumlah spora setelah dihambat oleh ekstrak etanol jahe
emprit dibandingkan jumlah spora pada stok awal. Pada konsentrasi 0,1% mengalami
penurunan sebesar 1,19 x 109, 1% sebesar 2,1 x 109, dan konsentrasi tertinggi 50%
mengalami penurunan sebesar 3,9 x 109. Hal ini dikarenakan kandungan aktif dalam
rimpang jahe yaitu minyak atsiri yang kandungan utamanya terpenoid, dimana
terpenoid bersifat antifungi yang berfungsi menghambat aktivitas antifungi dengan
mekanisme penghambatan dengan cara merusak membran sel jamur.