PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN METAKOGNISI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII
Abstract
Berdasarkan proses dan hasil pengembangan instrumen penilaian metakognisi
siswa, maka dapat disimpulkan bahwa 1) proses pengembangan instrumen penilaian
metakognisi siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika melalui 5 fase, yaitu :
(a) fase investigasi awal, yaitu mencari informasi tentang pentingnya metakognisi
dalam menyelesaikan permasalahan; (b) fase desain, yaitu membuat kisi-kisi
instrumen penilaian metakognisi sesuai dengan tahapan metakognisi yang
dikembangkan oleh schoenfeld dan Arzt sebagai indikator instrumen; (c) fase
realisasi, yaitu mentukan 18 item pernyataan yang mengungkapkan kemampuan
matakognisi siswa; (d) fase tes, evaluasi dan revisi, yaitu memvalidasi instrumen
kepada 2 orang dosen pendidikan matematika dan satu guru matematika,
mengujicobakan kepada subyek coba siswa SMP kelas VIII, serta menguji kelayakan
instrumen kepada guru melalui pedoman angket; (e) fase implementasi, yaitu menarik
kesimpulan. Proses pengembangan pada fase (a), (b) dan (c) menghasilkan instrumen
penilaian metakognisi siswa awal. Sedangkan pada proses pengembangan fase (d)
adalah melakukan validasi dan ujicoba untuk menghasilkan instrumen penilaian
metakognisi siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada pokok bahasan
theorema Pythagoras yang valid, reliabel dan praktis. Proses pengembangan fase (e)
adalah penarikan kesimpulan dari fase-fase sebelumnya. 2) Dari hasil ujicoba
diperoleh instrumen penilaian metakognisi siswa dalam menyelesaikan permasalahan
soal cerita matematika pada pokok bahasan theorema Pythagoras yang valid, reliabel
dan praktis. Instrumen telah memenuhi kriteria validitas, yaitu dengan koefisien
validitas kejelasan bahasa mencapai 0,922 dan validasi konstruk mencapai 0,921.
Instrumen juga memenuhi kriteria reliabilitas, yaitu dengan koefisien reliabilitas
mencapai 0,868 yang berarti sangat tinggi. Sedangkan kriteria kepraktisan juga
dipenuhi. Sehingga dihasilkan Instumen Penilaian Metakognisi Siswa dalam
menyelesaikan soal cerita matematika pada pokok bahasan theorema Pythagoras.