PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMP
Abstract
Salah satu permasalahan yang ada di Indonesia adalah rendahnya kualitas
Sumber Daya Manusia. Hal inilah yang membuat bangsa Indonesia masih
tertinggal jauh dengan bangsa lainnya, sehingga pendidikan menjadi kebutuhan
yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pada
kenyataannya masih banyak sekali guru yang sulit untuk mengubah gaya
mengajarnya dan pendekatan yang masih populer dipakai adalah
Teacher
Centered Learning
(TCL). Adanya inovasi pembelajaran diperlukan guna
mewujudkan pembelajaran yang tidak membosankan bagi siswa dan demi
tercapainya tujuan utama pembelajaran yaitu peningkatan hasil belajar siswa.
Model experiential learning yang mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran melalui pengalaman diharapkan memberikan pengaruh yang positif
terhadap kemampuan kerja ilmiah dan hasil belajar fisika siswa. Tujuan dari
penelitian ini adalah: (1) Mengkaji perbedaan hasil belajar fisika siswa
menggunakan model
experiential learning dengan model direct instruction di
SMP. (2) mendeskripsikan kemampuan kerja ilmiah siswa melalui model
experiential learning di SMP.
Daerah penelitian ini adalah SMPN 1 Pakusari yang ditentukan dengan
metode
purposive sampling area. Responden penelitian ditentukan setelah
dilakukan uji one way-ANOVA. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII B
dan E yang ditentukan dengan metode cluster random sampling. Desain penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
randomized subject post-test only
control group desain. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dokumentasi, observasi, wawancara, tes, dan rubrik. Analisis
data hasil belajar menggunakan Independent Samples T-Test sedangkan
viii
kemampuan kerja ilmiah siswa menggunakan presentase kemampuan kerja ilmiah
siswa.
Analisis data hasil belajar fisika siswa menggunakan model
experiential
learning
lebih baik dibandingkan dengan model konvensional. Hal ini diketahui
dari hasil analisis yang menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,001
pada tingkat signifikansi α = 0,05 atau (sig < 0,05) yang berarti terdapat
perbedaan yang signifikasn antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil
analisis kemampuan kerja ilmiah siswa sebesar 81,34% dan dapat dikategorikan
baik.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa : (1) Ada perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar fisika siswa menggunakan model
experiential
learning
dengan pembelajaran Direct instruction pada kelas VIII SMPN 1
Pakusari tahun ajaran 2012/2013. (2) Kemampuan kerja ilmiah siswa kelas VIII
SMPN 1 Pakusari selama mengikuti pembelajaran fisika menggunakan model
experiential learning termasuk kategori baik, dengan presentase sebesar 81,34%.