PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG NARASI DENGAN MENGGUNAKAN GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA PROBOLINGGO
Abstract
Menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus
dikuasai dengan baik oleh siswa. Menulis dapat melatih siswa untuk berfikir kritis
dan logis, serta dapat mengungkapkan perasaan, ide,dan gagasan. Dalam pembelajaran
menulis terdapat teknik-teknik pengajaran mengarang. Mengarang narasi
merupakan kegiatan mengarang yang menceritakan rangkaian peristiwa yang terjadi
ke dalam bentuk tulisan. Dengan mengarang narasi, siswa dapat mengungkapkan atau
mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki.
Selain itu, mengarang narasi dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa
dalam menyusun kalimat dan paragraf serta menatanya menjadi suatu karangan yang
utuh dan sistematis. Penelitian ini dilakukan karena pengamatan awal di lapangan
menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan merumuskan ide atau gagasan dalam
membuat sebuah karangan. Dengan digunakannya media gambar seri, siswa dapat
lebih mudah menuangkan ide atau gagasan kreatif dalam mengarang. Penelitian ini
ditekankan pada mengarang narasi ekspositoris. Siswa menceritakan peristiwa atau
pengalaman melalui gambar seri. Media gambar seri dalam penelitian adalah gambar
bertema lingkungan yang disusun secara berurutan (berseri). Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah (1) bagaimanakah pelaksanaan meningkatkan kemampuan mengarang
siswa dengan menggunakan gambar seri, dan (2) bagaimanakah peningkatan
kemampuan mengarang siswa setelah dilakukan pembelajaran menggunakan gambar
seri. Tujuan dari penelitian adalah (1) pelaksanaan peningkatan kemampuan mengarang
siswa dengan menggunakan gambar seri, (2) kemampuan mengarang siswa
setelah dilakukan pembelajaran menggunakan gambar seri.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Jenis
penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif berupa hasil observasi
dalam pembelajaran mengarang, sedangkan data kuantitatif didapat dari tes berupa
skor dan nilai siswa dalam mengarang dengan menggunakan gambar seri. Penelitian
ini dilakukan secara kolaboratif yang terdiri atas dua siklus. Teknik pengumpulan
data penelitian antara lain wawancara, observasi, dokumentasi dan tes. Data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan ketentuan ketuntasan belajar secara
individual maupun secara klasikal. Dinyatakan tuntas secara individual apabila siswa
mencapai nilai " 65. Dan dinyatakan tuntas secara klasikal apabila siswa yang
mendapat nilai "65 mencapai 75%. Lokasi penelitian di MI Miftahul Huda
Probolinggo. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini instrumen pengumpul
ix
data dan instrumen analisis data. Instrumen pengumpul data terdiri dari peneliti,
lembar kerja siswa, lembar kerja observasi, kamera HP, dan alat perekam suara HP.
Instrumen analisis data terdiri dari ketuntasan hasil belajar mengarang dengan
menggunakan gambar seri dan hasil perbandingan nilai tes siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan peningkatan kemampuan
mengarang dengan menggunakan gambar seri berjalan lancar. Pada siklus I,
kemampuan siswa dalam menyusun gambar seri, menentukan tema dan membuat
kerangka karangan sudah baik. Pada pengembangan kalimat dan paragraf serta
menentukan ejaan dalam membuat sebuah karangan masih kurang. Hal ini
disebabkan guru kurang membimbing siswa selama proses pembelajaran, sehingga
siswa kurang mampu dalam mengembangkan kalimat dan menentukan ejaan. Pada
siklus II, siswa mengalami peningkatan dalam menyusun karangan dalam pengembangan
kalimat dan paragraf serta penggunaan ejaan. Peningkatan-peningkatan
tersebut dikarenakan guru memberikan bimbingan lebih maksimal kepada siswa,
sehingga dapat meningkatkan pengembangan kalimat dan paragraf dalam membuat
sebuah karangan dan penggunaan ejaan. Selain itu, guru menampilkan tema dan
gambar seri yang berbeda dari siklus I, sehingga dapat meningkatkan kreatifitas siswa
menuangkan ide atau gagasan dalam membuat karangan. Pada siklus I, persentase
kemampuan siswa menyusun gambar seri mencapai 100%, menentukan tema mencapai
100%, membuat kerangka karangan mencapai 75%, pengembangan kalimat dan
paragraf mencapai 47,9%, dan menentukan ejaan mencapai 41,7%. Pada siklus II
persentase kemampuan siswa menyusun gambar seri mencapai 100%, menentukan
tema mencapai 100%, membuat kerangka karangan mencapai 89,6%, pengembangan
kalimat dan paragraf mencapai 65,4%, dan menentukan ejaan mencapai 56,3%.
Peningkatan kemampuan mengarang siswa pada siklus I mencapai ketuntasan 4 siswa
atau 50% dari total 8 siswa. Pada siklus II, siswa yang mencapai ketuntasan 7 siswa
atau 87,5% dari total 8 siswa.
Peningkatan kemampuan mengarang siswa dengan menggunakan gambar seri
mencapai ketuntasan secara individual maupun klasikal. Saran yang dapat diberikan
dari penelitian ini adalah: (1) guru SD, sebaiknya dapat mengembangkan media
gambar seri dalam pembelajaran mengarang, sehingga memudahkan siswa dalam
menemukan ide atau gagasan dalam membuat sebuah karangan, (2) mahasiswa
Program Studi Guru Sekolah Dasar (PGSD), sebaiknya hasil penelitian ini dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan dalam menyusun tugas akhir kuliah,
(3) peneliti lain, sebaiknya mempertimbangkan untuk melakukan penelitian lebih
lanjut tentang pembelajaran mengarang bahasa Indonesia dengan menggunakan
media gambar seri.