PEMBELAJARAN NILAI TEMPAT DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALAT PERAGA BLOK DIENES PADA SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGBENDO 05 TEKUNG-LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2009-2010
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi yang menunjukkan
kurangnya kemampuan siswa kelas 2 SD Negeri Karangbendo 05 dalam memahami
materi nilai tempat. Hal ini disebabkan pada proses pembelajaran yang umumnya
menggunakan metode ceramah dan kurangnya alat peraga pembelajaran untuk
membantu mengkongkritkan materi abstrak, sehingga siswa cenderung menghafal
materi pembelajaran yang diberikan. Blok Dienes base 10 merupakan alat peraga
yang representatif dalam menjawab permasalahan ini. Oleh karena itu, perlu
dilaksanakan pembelajaran nilai tempat dengan pendekatan kooperatif berbantuan
alat peraga Blok Dienes pada siswa kelas 2 SD Negeri Karangbendo 05 Tahun
Pelajaran 2009/2010. Penelitian ini dilakukan dengan merumuskan masalah
bagaimana penerapan pembelajaran, bagaimana aktivitas siswa dan berapa persentase
ketuntasan hasil belajar siswa selama pembelajaran nilai tempat dengan pendekatan
kooperatif berbantuan alat peraga Blok Dienes.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 23-28 Desember 2009. Penelitian ini
dilakukan sebanyak 2 siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2, masing-masing siklus terdiri
dari 2 pertemuan. Metode pengambilan data dalam penelitian ini adalah observasi,
dan tes. Data yang diambil dari hasil observasi adalah data aktivitas guru dan
aktivitas siswa, sedangkan data yang diambil dari tes adalah data tentang skor
ketuntasan hasil belajar siswa. Data yang telah diambil, dianalisis secara kuantitatif.
Hasil dari penelitian ini adalah penerapan pembelajaran berjalan dengan
baik. Aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut:
guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk aktif dalam
proses pembelajaran, pada siklus I adalah 8,3% dan siklus II 12,5%; guru
mengenalkan alat peraga Blok Dienes dan cara penggunaannya, pada siklus I 8,3%
dan siklus II adalah 12,5%; guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
belajar, siklus I adalah 12,5% dan siklus II adalah 12,5%; guru membimbing siswa
dalam melakukan kegiatan kelompok pada materi nilai tempat dengan alat peraga
Blok Dienes, pada siklus I dan siklus II 8,3%; guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan materi nilai tempat dengan alat peraga Blok Dienes, siklus I 8,3%
sedangkan siklus II 12,5%; guru memimpin perlombaan antar kelompok dengan
menggunakan alat peraga Blok Dienes, siklus I adalah 8,3% dan siklus II 12,5%; guru
melakukan evaluasi individu, pada siklus I 8,3% dan pada siklus II 12,5%; guru
memberikan penghargaan bagi peserta didik dan kelompok terbaik, serta bagi
kelompok pemenang perlombaan, siklus I adalah 8,3% dan siklus II adalah 12,5%.
Total aktivitas guru pada siklus I adalah 70,83% dan berada pada kriteria cukup aktif,
sedangkan pada siklus II adalah 95% dan berada pada kriteria sangat aktif. Aktivitas
siswa selama pembelajaran meliputi berdiskusi dengan anggota kelompok pada siklus
I sebesar 80% berada pada kriteria sangat aktif sedangkan pada siklus II adalah 93%
berada pada kriteria sangat aktif, aktivitas mengeluarkan pendapat pada siklus I
sebesar 70% berada pada kriteria aktif sedangkan pada siklus II adalah 83% berada
pada kriteria sangat aktif, aktivitas menjawab soal pada siklus I adalah 75% berada
pada kriteria aktif dan pada siklus II adalah 89% berada pada kriteria sangat aktif; dan
aktivitas berlomba antar kelompok pada siklus I adalah 67% berada pada kriteria
aktif sedangkan pada siklus II adalah 81% berada pada kriteria aktif. Persentase
ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I 72,22% dan siklus II
83,33%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah siswa mengalami peningkatan
pembelajaran, aktivitas dan hasil belajar pada materi nilai tempat. Saran-saran yang
dapat diberikan : bagi guru, berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran nilai tempat
dengan pendekatan kooperatif berbantuan alat peraga Blok Dienes mengalami
peningkatan, maka pembelajaran ini dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran
matematika sebagai upaya dalam peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.