• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Law
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Law
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Kedudukan Cucu Angkat Terhadap Pemberian Wasiat Wajibah Berdasarkan Kompilasi Hukum Islam (Studi Putusan Nomor 149/Pdt.G/2009/PTA Sby)

    Thumbnail
    View/Open
    gdlhub- (211)x_1.pdf (580.6Kb)
    Date
    2014-01-23
    Author
    Herlambang Budi Prakoso
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Suatu keluarga yang tidak mempunyai anak akan merasa kurang dalam hidupnya. Namun, hal seperti itu sudah bisa diatasi dengan cara pengangkatan anak atau adopsi anak. Anak angkat merupakan bagian dari sebuah keluarga, khususnya bagi keluarga yang tidak mempunyai keturunan langsung. Masuknya anak angkat dalam suatu keluarga menimbulkan persoalan-persoalan baik mencakup hak dan kewajibannya maupun terhadap sudut pandang keberadaannya. Hak dan kewajiban anak angkat tersebut menyangkut juga hal harta kekayaan. Kompilasi Hukum Islam mengatur tentang kedudukan anak angkat terhadap perolehan wasiat wajibah, tetap mendapatkan hak terhadap harta peninggalan orang tua angkatnya, hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 209 ayat (2) yaitu “terhadap anak angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta warisan orang tuanya”. Perolehan harta peninggalan orang tua angkat terhadap anak angkatnya sudah jelas dan ada dasar hukumnya, ini jauh berbeda apabila anak angkatnya sudah meninggal dan mempunyai anak, dalam hal ini kedudukan anak dari anak angkat tersebut (cucu angkat) masih belum jelas mengenai perolehan harta peninggalan dari kakek/nenek angkatnya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan membahasnya lebih lanjut dalam skripsi dengan judul: “KEDUDUKAN CUCU ANGKAT TERHADAP PEMBERIAN WASIAT WAJIBAH BERDASARKAN KOMPILASI HUKUM ISLAM (Studi Putusan Nomor 149/Pdt.G/2009/PTA Sby)”. Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah apakah cucu angkat berhak mendapatkan wasiat wajibah menurut Kompilasi Hukum Islam dan pertimbangan hukum hakim pada putusan No. 149/Pdt.G/2009/PTA.Sby. Tujuan penulisan skripsi ini terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya yaitu untuk memenuhi dan melengkapi tugas sebagai persyaratan pokok guna mencapai gelar Sarjana Hukum Universitas Jember, dan memberikan sumbangan pemikiran. Tujuan khususnya yaitu untuk mengetahui terlebih xiii memahami solusi atas permasalahan dalam skripsi ini sehingga akhirnya dapat menghasilkan suatu karya ilmiyah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiyah dan berguna bagi masyarakat. Metode penelitian dalam penyusunan skripsi ini menggunakan metode yuridis normative dengan pendekatan masalah, yang pertama adalah pendekatan undang-undang (statute approach), dan yang kedua pendekatan konsep (conceptual approach). Kesimpulan dari penulisan skripsi ini adalah bahwa cucu angkat berhak mendapatkan wasiat wajibah menurut Kompilasi Hukum Islam. Mengacu pada pasal 185 ayat (1) KHI junto pasal 209 ayat (2) KHI . Penulis menyimpulkan bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim dalam Putusan No. 149/Pdt.G/2009/PTA Sby. telah sesuai dengan ketentuan hukum waris Islam di Indonesia dan pertimbangan hukum majelis hakim Pengadilan Tinggi Agama Surabaya melalui Putusan No. 149/Pdt.G/2009/PTA Sby. telah memenuhi prosedur hukum yang telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Mengenai amar putusan yang membatalkan putusan Pengadilan Agama Bojonegoro No. 1075/Pdt.G/2008/PA. Bjn. adalah benar karena hakim Pengadilan Agama Bojonegoro tidak menetapkan bahwa Mardi dan Yasri sebagai ahli waris, melainkan hanya Warni sebagai anak angkat dari Kasiran. Dan saran dari skripsi ini adalah para ahli waris yang mempunyai saudara angkat, apabila memutuskan untuk mengajukan gugatan terkait sengketa harta waris, hendaknya mempelajari aturan-aturan tentang hak-hak anak angkat / cucu angkat terhadap harta peninggalan kakek angkatnya. Sehingga para ahli waris kakek/nenek angkatnya tersebut tidak semena-mena dalam membagi dan menetukan atas harta peninggalan pewaris. dan hendaknya para majelis hakim pengadilan agama lebih jeli dan teliti memeriksa kasus-kasus yang terjadi, sehingga dapat diminimalisir terjadinya kesalahan dalam membuat putusan agar tidak merugikan masyarakat.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21560
    Collections
    • UT-Faculty of Law [6287]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository