Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Kadarzi Pada Keluarga Non Kadarzi di Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember
Abstract
Masalah gizi di Indonesia dan negara berkembang pada umumnya masih
di dominasi oleh beberapa masalah diantaranya status gizi kurang. Gizi kurang
banyak menimpa anak usia balita (di bawah lima tahun) sehingga disebut dengan
golongan rawan. Status gizi dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait.
Berbagai perilaku dan masalah gizi yang buruk akan berpengaruh kepada status
gizi terutama anak balita. Beberapa upaya untuk menanggulangi masalah gizi
telah dilakukan, salah satunya Kadarzi. Kadarzi mempunyai hubungan yang
positif dengan status gizi, sehingga diperlukan Pemantauan Status Gizi dan
Kadarzi secara berkala.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan Kadarzi pada keluarga non kadarzi di wilayah kerja
Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
menjadi salah satu sarana untuk menumbuhkembangkan pengetahuan, wawasan
serta menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang kesehatan masyarakat
terutama mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keluarga non kadarzi tidak
melakukan kelima indikator kadarzi. Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Tempat penelitian di Puskesmas
Arjasa Kabupaten Jember. Sampel dalam penelitian ini adalah keluarga non
kadarzi sebanyak 10 keluarga yang diambil dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel yaitu snowball. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis
dengan prinsip berproses secara induksi - interpretasi - konseptualisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik keluarga yang
berpengaruh terhadap pelaksanaan Kadarzi pada keluarga non kadarzi adalah
pendapatan keluarga, pengeluaran keluarga untuk makanan dan pengeluaran
keluarga untuk bukan makanan. Karakteristik keluarga yang tidak berpengaruh
terhadap pelaksanaan Kadarzi pada keluarga non kadarzi adalah usia bapak, usia
ibu, pendidikan bapak, pendidikan ibu, pekerjaan bapak dan pekerjaan ibu.
Karakteristik keluarga mengenai pengetahuan ibu tentang Kadarzi cukup baik,
tapi tidak berpengaruh terhadap pelaksanaan Kadarzi pada keluarga non kadarzi.
Faktor sosio budaya dalam hal ini pantangan makanan (food taboo) tidak
berpengaruh terhadap pelaksanaan Kadarzi pada keluarga non kadarzi, sedangkan
mitos masyarakat yang masih berkembang di wilayah penelitian berpengaruh
terhadap pelaksanaan Kadarzi pada keluarga non kadarzi. Faktor pola asuh dalam
keluarga yang berpengaruh terhadap pelaksanaan Kadarzi pada keluarga non
kadarzi adalah pemberian makanan prelakteal pada bayi yang baru lahir,
pemberian ASI tidak eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI dini
sebelum bayi berusia 6 bulan, pemberian makanan pendamping ASI yang kurang
benar. Sedangkan pemberian kolostrum pada penelitian ini tidak berpengaruh
terhadap pelaksanaan Kadarzi pada keluarga non kadarzi. Faktor pelayanan
kesehatan yang meliputi jarak tempuh dan kegiatan posyandu tidak berpengaruh
terhadap pelaksanaan Kadarzi pada keluarga non Kadarzi.
Adapun upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan pertemuan rutin
bagi seluruh kader untuk membahas setiap masalah dan hambatan yang terjadi
dimasing - masing posyandu, melakukan pendampingan kepada ibu yang
menyusui bayi untuk keberhasilan pemberian ASI eksklusif, memberdayakan
pekarangan/halaman rumah sebagai karang gizi untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga, membuat peraturan desa (Perdes) untuk peredaran garam beryodium
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2275]