Show simple item record

dc.contributor.authorSiti Holifah
dc.date.accessioned2014-01-22T15:59:17Z
dc.date.available2014-01-22T15:59:17Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM011510401021
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21340
dc.description.abstractSalah satu penyakit penting yang dapat menurunkan produksi pisang di Indonesia ialah penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum atau Pseudomonas solanacearum. Tingkat kerugian yang disebabkan oleh penyebab penyakit layu bakteri mencapai kurang lebih 80 persen. Bakteri R. solanacearum merupakan patogen tular tanah yang mampu membentuk struktur tahan dan bersifat polifag, hal ini menyebabkan penyakit sulit dikendalikan, baik dengan bahan kimia maupun dengan kultur teknik, oleh karena itu perlu alternatif pengendalian yang efektif dan ramah lingkungan, salah satunya dengan memanfaatkan pestisida nabati. Salah satu tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai bahan pestisida nabati ialah tanaman mengkudu, karena pada semua bagian tanaman mengkudu mengandung zat kimia yang bersifat antibakteri, dan diduga mampu menghambat pertumbuhan bakteri R. solanacearum sebagai penyebab penyakit layu bakteri pada tanaman pisang. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan pengujian dari semua bagian-bagian tanaman mengkudu, guna mengetahui efektivitas penghambatan ekstrak dari semua bagian tanaman mengkudu terhadap pertumbuhan bakteri R. solanacearum dan bagian mana dari tanaman mengkudu yang paling efektif serta konsentrasi pengencerannya dalam menghambat pertumbuhan bakteri R. solanacearum. Penelitian dilakukan dua tahap yaitu penelitian secara in vitro (di Laboratorium) dan in vivo (di Rumah Kaca). Penelitian pada uji in vitro maupun in vivo dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial, dengan dua perlakuan. Pada uji in vitro masing-masing perlakuan terdiri dari tiga ulangan dan uji in vivo terdiri dari sembilan ulangan. Perlakuan pertama adalah tanaman mengkudu (A), yang terdiri dari akar (A1), daun (A2),buah muda (A3) dan buah tua (A4). Perlakuan kedua adalah konsentrasi pengenceran (B), yang terdiri dari konsentrasi 100% (B3), 75% (B2), 50% (B1) dan kontrol (menggunakan air steril/tanpa ekstrak ) digunakan sebagai pembanding. Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara menggerus masing-masing bagian tanaman mengkudu yang telah bersih, dengan menggunakan mortar, selanjutnya suspensi ekstrak disaring, sampai memperoleh larutan induk ekstrak bagian tanaman mengkudu sebanyak 225 ml, kemudian dari 225 ml larutan induk dibagi tiga bagian, masing-masing sebanyak 100 ml, 75 ml dan 50 ml larutan induk ekstrak, untuk memperoleh konsentrasi pengencaran 75% dan 50%, maka dilakukan penambahan air aquades steril sebanyak 25 ml ke dalam larutan induk 75 ml, dan penambahan air steril sebanyak 50 ml, ke dalam 50 ml larutan induk, sedangkan untuk pengenceran 100%, 100 ml larutan induk ekstrak, tidak ditambahakan air aquades steril, Pada pengujian in vitro masing-masing pengenceran larutan induk ekstrak disterilkan, sedangkan pada uji in vivo, masingmasing pengenceran larutan induk ekstrak tidak disterilkan. Pengujian in vitro dilakukan dengan cara mencampur 1ml masing-masing ekstrak bagian-bagian tanaman mengkudu dengan 10 ml media CPG cair dan dituang ke dalam cawan petri. Inokulasi bakteri dilakukan dengan cara mencelupkan kertas filter yang berdiameter 5 mm ke dalam suspensi bakteri R. solanacearum, kemudian kertas tersebut diletakkan di atas lempengan medium CPG padat yang mengandung ekstrak tanaman mengkudu. Pengamatan dilakukan dengan cara mengukur diameter koloni bakteri yang tumbuh selama 1-7 hari setelah inokulasi (HSI) dan persentase penghambatan (daya antibakteri) tanaman mengkudu terhadap isolat R. solanacearum. Uji in vivo dilakukan dengan menyiapkan polybag yang telah diisi dengan media tanam berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1 sebanyak 3 kg per polybag, selanjutnya bibit tanaman pisang yang berumur lebih kurang 1 bulan ditanam pada media tanaman tersebut.Aplikasi ekstrak bagian-bagian tanaman mengkudu dan inokulasi bakteri R. solanacearum dilaksanakan dua hari setelah tanam, yaitu dengan cara menyiramkan ekstrak bagian-bagian tanaman mengkudu sebanyak 20 ml, kemudian menginokulasikan 10 ml isolat R. solanacearum per tanaman atau per ulangan pada bagian akar tanaman pisang yang telah dilukai, dengan kerapatan bakteri 46 x 104. Hasil uji in vitro, semua bagian tanaman mengkudu dapat menghambat pertumbuhan koloni bakteri R. solanacearum. Ekstrak akar tanaman mengkudu konsentrasi 100% lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan koloni bakteri R. solanacearum. Hasil uji in vivo, beberapa ekstrak bagian tanaman mengkudu (akar, buah muda dan buah tua) mampu menekan insiden penyakit layu bakteri pada tanaman pisang. Ekstrak akar dan buah tua tanaman mengkudu konsentrasi100% lebih efektif dalam menekan insiden penyakit layu bakteri pada tanaman pisang. Ekstrak bagian-bagian tanaman mengkudu pada konsentrasi 100% lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri R. solanacearum dan efektif dalam menekan insiden penyakit layu bakteri pada tanamanen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries011510401021;
dc.subjectDaya Antibakteri Tanaman Mengkuduen_US
dc.titleUJI POTENSI DAYA ANTIBAKTERI TANAMAN MENGKUDU TERHADAP PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI (Ralstonia solanacearum) PADA TANAMAN PISANGen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record