Show simple item record

dc.contributor.authorWindy Estiningrum
dc.date.accessioned2014-01-22T15:01:10Z
dc.date.available2014-01-22T15:01:10Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM070110201079
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21322
dc.description.abstractMedia televisi sangat diminati karena memiliki karakteristik yang berbeda dengan media lain, yaitu audiovisual, sehingga dapat didengar sekaligus dapat dilihat. Tayangan parodi politik di media televisi Indonesia mencoba untuk mengkritik apa yang terjadi pada para elite politik di Indonesia. Tayangan parodi politik adalah salah satu talk show politik yang diminati masyarakat. Selain dianggap sebagai tayangan yang menghibur, parodi politik juga memberi tahu masyarakat tentang permasalahan politik dalam negerinya, dan mampu mengkritisi kinerja serta kebijakan yang dibuat pemerintah. Objek penelitian ini adalah tuturan dalam acara “Sentilan Sentilun” di METRO TV. Acara “Sentilan Sentilun” menjadi menarik diteliti, karena perdebatan yang dilakukan oleh Sentilan merupakan majikan dan Sentilun sebagai pembantu menjadikan acara ini penuh lawakan dan kritikan. Semua yang diceritakan atau dialog yang ada di dalamnya menyindir carut marut dunia politik Indonesia. Program ini semakin menarik ketika ada bintang tamu yang sesuai dengan topik yang dibawakan. Setiap percakapan ada prinsip kerja sama yang harus dilakukan penutur dan mitra tutur agar proses tuturan berjalan lancar dan dalam suatu interaksi para pelaku pertuturan memerlukan prinsip lain selain prinsip kerja sama, yaitu prinsip kesopanan. Dalam prinsip kerja sama yang terdiri atas empat maksim yaitu maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim relevansi, dan maksim pelaksanaan, sedangkan dalam prinsip kesopanan terdiri atas enam maksim yaitu maksim kebijaksanaan, maksim penerimaan, maksim kemurahan, maksim kerendahhatian, maksim kecocokan, dan maksim kesimpatian. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah penyimpangan prinsip kerjasama dan prinsip kesopanan yang terjadi dalam acara “Sentilan Sentilun” di MERTO TV. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yaitu metode yang datanya berupa kata-kata atau gambaran sesuatu. Data yang diperoleh peneliti yaitu berupa tindak tutur yang melanggar prinsip kerjasama dan prinsip kesopanan yang dikemukakan dalam percakapan yang berlangsung antara Sentilan (Slamet Rahardjo), Sentilun (Butet Kertaradjasa) dan sejumlah bintang tamu yang dihadirkan dalam acara “Sentilan Sentilun”. Penyediaan data dalam penelitian ini menggunakan metode dasar sadap dengan metode lanjutan pertama simak bebas libat cakap dan metode lanjutan kedua catat. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan dengan pendekatan kontekstual. Penyajian data dalam penelitian ini menggunakan metode penyajian data informal, artinya dalam pemaparan hasil analisis pada penelitian ini hanya menggunakan kata-kata biasa dan tidak menggunakan lambang atau tanda. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa dalam acara “Sentilan Sentilun” di METRO TV terdapat penyimpangan prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan. Penyimpangan prinsip kerja sama terdapat empat maksim yang dilanggar yaitu maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim relevansi dan maksim pelaksanaan. Sedangkan penyimpangan prinsip kesopanan terdapat enam maksim yang dilanggar yaitu maksim kebijaksanaan, maksim penerimaan, maksim kemurahhatian, maksim kerendahhatian, maksim kecocokan dan maksim kesimpatian. Penyimpangan prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan selain berfungsi untuk menimbulkan efek lucu juga sebagai sarana kritik sosial.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070110201079;
dc.subjectPenyimpangan Prinsip Kerja Sama dan Prinsip Kesopananen_US
dc.titleANALISIS PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA “SENTILAN SENTILUN” DI METRO TVen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record