ANALISIS PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA “SENTILAN SENTILUN” DI METRO TV
Abstract
Media televisi sangat diminati karena memiliki karakteristik yang berbeda
dengan media lain, yaitu audiovisual, sehingga dapat didengar sekaligus dapat dilihat.
Tayangan parodi politik di media televisi Indonesia mencoba untuk mengkritik apa
yang terjadi pada para elite politik di Indonesia. Tayangan parodi politik adalah salah
satu talk show politik yang diminati masyarakat. Selain dianggap sebagai tayangan
yang menghibur, parodi politik juga memberi tahu masyarakat tentang permasalahan
politik dalam negerinya, dan mampu mengkritisi kinerja serta kebijakan yang dibuat
pemerintah.
Objek penelitian ini adalah tuturan dalam acara “Sentilan Sentilun” di
METRO TV. Acara “Sentilan Sentilun” menjadi menarik diteliti, karena perdebatan
yang dilakukan oleh Sentilan merupakan majikan dan Sentilun sebagai pembantu
menjadikan acara ini penuh lawakan dan kritikan. Semua yang diceritakan atau dialog
yang ada di dalamnya menyindir carut marut dunia politik Indonesia. Program ini
semakin menarik ketika ada bintang tamu yang sesuai dengan topik yang dibawakan.
Setiap percakapan ada prinsip kerja sama yang harus dilakukan penutur dan
mitra tutur agar proses tuturan berjalan lancar dan dalam suatu interaksi para pelaku
pertuturan memerlukan prinsip lain selain prinsip kerja sama, yaitu prinsip
kesopanan. Dalam prinsip kerja sama yang terdiri atas empat maksim yaitu maksim
kualitas, maksim kuantitas, maksim relevansi, dan maksim pelaksanaan, sedangkan
dalam prinsip kesopanan terdiri atas enam maksim yaitu maksim kebijaksanaan,
maksim penerimaan, maksim kemurahan, maksim kerendahhatian, maksim
kecocokan, dan maksim kesimpatian. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah penyimpangan prinsip kerjasama dan prinsip kesopanan yang terjadi dalam
acara “Sentilan Sentilun” di MERTO TV.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yaitu
metode yang datanya berupa kata-kata atau gambaran sesuatu. Data yang diperoleh
peneliti yaitu berupa tindak tutur yang melanggar prinsip kerjasama dan prinsip
kesopanan yang dikemukakan dalam percakapan yang berlangsung antara Sentilan
(Slamet Rahardjo), Sentilun (Butet Kertaradjasa) dan sejumlah bintang tamu yang
dihadirkan dalam acara “Sentilan Sentilun”. Penyediaan data dalam penelitian ini
menggunakan metode dasar sadap dengan metode lanjutan pertama simak bebas libat
cakap dan metode lanjutan kedua catat. Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode padan dengan pendekatan kontekstual. Penyajian data
dalam penelitian ini menggunakan metode penyajian data informal, artinya dalam
pemaparan hasil analisis pada penelitian ini hanya menggunakan kata-kata biasa dan
tidak menggunakan lambang atau tanda.
Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa dalam acara “Sentilan Sentilun” di
METRO TV terdapat penyimpangan prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan.
Penyimpangan prinsip kerja sama terdapat empat maksim yang dilanggar yaitu
maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim relevansi dan maksim pelaksanaan.
Sedangkan penyimpangan prinsip kesopanan terdapat enam maksim yang dilanggar
yaitu maksim kebijaksanaan, maksim penerimaan, maksim kemurahhatian, maksim
kerendahhatian, maksim kecocokan dan maksim kesimpatian. Penyimpangan prinsip
kerja sama dan prinsip kesopanan selain berfungsi untuk menimbulkan efek lucu juga
sebagai sarana kritik sosial.