HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN PROGRAM IMUNISASI DENGAN CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI (UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION) DI KABUPATEN LUMAJANG
Abstract
Kemampuan manajemen program imunisasi perlu ditingkatkan agar program
imunisasi rutin berjalan dengan baik, apabila program berjalan dengan baik maka
penanggulangan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi juga dapat berjalan
dengan baik (Dinkes Provinsi Jawa timur, 2011). Indikator yang digunakan untuk
memantau pencapaian imunisasi adalah Universal Child Immunization (UCI)
desa/kelurahan (Depkes RI, 2009). GAIN UCI telah menetapkan pada tahun 2011
85% desa/kelurahan harus mencapai UCI, namun pada kenyataannya UCI
desa/kelurahan di Kabupaten Lumajang masih mencapai 25,36%. Berdasarkan data
tersebut dapat diketahui adanya permasalahan yaitu rendahnya cakupan
desa/kelurahan UCI sebesar 25,36% di Kabupaten Lumajang pada tahun 2011.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara manajemen program
imunisasi oleh bidan desa yang terdiri dari 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3)
monitoring dan evaluasi dengan cakupan desa/kelurahan UCI di Kabupaten
Lumajang.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang berdasarkan waktunya
termasuk penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja
puskesmas Kabupaten Lumajang. Sampel yang digunakan sebanyak 54 bidan
pelaksana imunisasi di Kabupaten Lumajang baik yang memiliki satus
desa/kelurahan UCI maupun Non UCI dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan proportional stratified random sampling. Data hasil penelitian
selanjutnya dianalisis menggunakan uji korelasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 54 responden penelitian, sebagian
besar resonden yaitu sebesar 28 responden (51,90%) telah melakukan perencanaan
program imunisasi dengan kategori cukup baik dan sebagian besar responden yaitu
sebesar 32 responden (59,30%) telah melakukan pelaksanaan program imunisasi
dengan kategori baik serta sebagian besar responden yaitu sebesar 27 responden
(50,00%) telah melakukan monitoring dan evaluasi program imunisasi dengan
kategori baik. Mayoritas responden yaitu sebesar 30 responden (55,6%) telah
melakukan manajemen program imunisasi bidan desa dengan kategori cukup baik.
Selanjutnya sebagian besar responden yaitu sebesar 40 responden (74,04%) memiliki
satus desa non UCI. Berdasarkan analisis hasil penelitian dengan menggunakan uji
korelasi untuk mengetahui hubungan antara perencanaan program imunisasi dengan
cakupan desa/kelurahan UCI, diperoleh nilai p value = 0,000 < nilai alpha (α = 0,05)
sehingga Ho ditolak dengan interpretasi ada hubungan. Sedangkan untuk mengetahui
hubungan antara pelaksanaan program imunisasi dengan cakupan desa/kelurahan
UCI, diperoleh nilai p value = 0,000 < nilai alpha (α = 0,05) sehingga Ho ditolak
dengan interpretasi ada hubungan. Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara
monitoring dan evaluasi program imunisasi dengan cakupan desa/kelurahan UCI,
diperoleh nilai p value = 0,001 < nilai alpha (α = 0,05) sehingga Ho ditolak dengan
interpretasi ada hubungan. Selanjutnya untuk mengetahui hubungan antara
manajemen program imunisasi bidan desa dengan cakupan desa/kelurahan UCI,
diperoleh nilai p value = 0,001 < nilai alpha (α = 0,05) sehingga Ho ditolak dengan
interpretasi ada hubungan.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara manajemen
program imunisasi yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan serta monitoring dan
evaluasi dengan cakupan desa/kelurahan UCI di Kabupaten Lumajang.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]