PENENTUAN BIDANG GELINCIR DAERAH RAWAN LONGSOR (LANDSLIDE) BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK RESISTIVITAS
Abstract
Bencana tanah longsor atau gerakan tanah merupakan salah satu bencana
alam kebumian yang disebabkan oleh proses geologi atau akibat ulah manusia.
Bencana alam ini banyak mengakibatkan kerugian baik dari segi sosial, ekonomi
maupun lingkungan. Untuk meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh bencana
tanah longsor maka dilakukan upaya mitigasi seperti penelitian, pemetaan daerah
rawan longsor dan sistem monitoring. Salah satu daerah rawan longsor yang berada
di kabupaten Jember terletak di desa Kemuning Lor kecamatan Arjasa. Berdasarkan
uraian di atas maka diadakan penelitian mengenai letak batas dan arah bidang gelincir
serta karakteristik suatu daerah rawan longsor (landslide) dengan menggunakan
metode geolistrik resistivitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui letak
batas dan arah bidang gelincir daerah rawan longsor (landslide) berdasarkan
distribusi nilai resistivitas (tahanan jenis) yang dideteksi dengan menggunakan
metode geolistrik resistivitas.
Penelitian ini dilaksanakan di daerah rawan longsor (landslide) di desa
Kemuning Lor kecamatan Arjasa kabupaten Jember pada tanggal 23 Agustus 2008.
Penelitian ini menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi wenner. Pada
penelitian geolistrik resistivitas data yang diamati adalah potensial (V) dan arus (I).
Lintasan yang diambil sebanyak 2 lintasan, dengan panjang lintasan I 63 meter dan
lintasan II 81 meter dengan jarak spasi antar elektrode 3 meter. Pemrosesan data
menggunakan software Res2Dinv, sehingga didapatkan suatu penampang resistivitas.
Sebagai data pelengkap dalam penelitian ini dilakukan survei GPS. Survei ini
dimaksudkan untuk mengetahui informasi tentang posisi, kemiringan, serta
ketinggian titik-titik pengukuran pada lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada lintasan I arah bidang gelincir
diduga berbentuk rotasi atau rotational slide yang berada pada kedalaman antara 0,85,65
meter, serta terletak pada titik 39 meter-63 meter dari titik awal lintasan I.
Bidang gelincir tersebut mempunyai harga resistivitas yang rendah (low resistivity)
yaitu sebesar 18,2-21,5
Ωm. Pada lintasan II arah bidang gelincir diduga berbentuk
translasi atau translational slide yang berada pada kedalaman antara 0,8-4,6 meter,
serta berada pada titik 69 meter-81 meter dari titik awal lintasan II. Bidang gelincir
tersebut mempunyai harga resistivitas yang rendah (low resistivity) yaitu sebesar
12,6-15,6 Ωm. Sedangkan hasil survei GPS menunjukkan bahwa lintasan I terletak
pada posisi 08,0626° LS, 113,4231° BT dengan ketinggian 312 meter (titik
pengukuran 0 meter), dan 08,0627° LS, 113,4229° BT dengan ketinggian 326 meter
(titik pengukuran 63 meter). Lintasan II terletak pada posisi 08,0627° LS, 113,4232°
BT dengan ketinggian 341 meter (titik pengukuran 0 meter), dan 08,0628° LS,
113,4229° BT dengan ketinggian 359 meter (titik pengukuran 81 meter).