Show simple item record

dc.contributor.authorDwi Usfatul Ulumiyah
dc.date.accessioned2014-01-22T04:25:26Z
dc.date.available2014-01-22T04:25:26Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM072210101003
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20702
dc.description.abstractPenyakit pada hati merupakan salah satu penyakit di Indonesia yang mempunyai prevalensi yang cukup tinggi. Hal tersebut dikarenakan penyebab, mekanisme dan perkembangan penyakit hati amat beragam, tingkat respon pasien rendah, efek samping cukup besar dan biaya terapi yang mahal sehingga sulit mencari obat yang ideal. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan obat baru yang dapat melindungi sel hati dari serangan hepatotoksin yaitu dengan mendapatkan senyawa yang bersifat hepatoprotektor yang berasal dari tanaman. Sambiloto (A. paniculata) merupakan tanaman obat tradisional yang memiliki khasiat hepatoprotektor. A. paniculata dapat melindungi hati akibat zat hepatotoksik. Dari berbagai penelitian, kandungan yang dipercaya dapat melindungi hati adalah andrograpolide. Karena andrograpolide merupakan derivat flavonoid yang dapat berperan sebagai antioksidan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata) sebagai hepatoprotektor dalam mencegah kerusakan hati dari penggunaan parasetamol dosis toksik. Pada penelitian ini tikus diberikan perlakuan secara peroral dengan rancangan penelitiannya yaitu Post Test Only Kontrol Group Design. 42 ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 6 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 7 ekor tikus putih yang selanjutnya ditempatkan dalam kandang yang terpisah. Kelompok kontrol diberi suspensi CMC Na 1% saja selama 10 hari, kelompok kontrol negatif diberikan CMC Na 1% selama 10 hari dan parasetamol dosis toksik (1350 mg/kgBB) pada hari ke-8, dan kelompok kontrol positif diberi obat pembanding curliv selama 10 hari dan parasetamol dosis toksik pada hari ke-8. Sedangkan pada kelompok perlakuan diberikan ekstrak daun sambiloto pada berbagai dosis (250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB, dan 1000mg/kgBB) selama 10 hari dan parasetamol dosis toksik pada hari ke-8. Pada hari ke-10 semua serum darah hewan coba diukur kadar SGOT dan SGPTnya. Selanjutnya untuk membandingkan antara kelompok kontrol dan perlakuan digunakan uji Kruskall Wallis dilanjutkan dengan analisis menggunakan Mann-Whitney untuk mengetahui adanya perbedaan secara signifikan diantara kelompok uji. Berdasarkan hasil uji Kruskall Wallis yang diikuti dengan analisis uji Mann- Whitney pada data SGOT bahwa antara kelompok kontrol negatif berbeda signifikan dengan kelompok kontrol, kontrol positif, dan kelompok dosis 250mg/kgBB dan kelompok dosis 1000mg/kgBB. Pada data SGOT juga dapat diketahui bahwa kelompok kontrol negatif tidak berbeda signifikan dengan kelompok dosis 500 mg/kgBB. Pada data kadar SGPT, hasil uji Kruskall Wallis yang diikuti dengan analisis uji Mann-Whitney dapat diketahui bahwa antara kelompok kontrol negatif berbeda signifikan dengan kelompok kontrol, kontrol positif, dan kelompok dosis 250mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan kelompok dosis 1000mg/kgBB. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata) dapat digunakan sebagai hepatoprotektor dengan parameter kadar SGOT/SGPT tikus yang diinduksi parasetamol. Dosis ekstrak etanol daun sambiloto yang mampu mencegah kenaikan kadar SGOT/SGPT sebanding dengan kelompok kontrol positif dan kelompok kontrol adalah dosis 1000 mg/kg BB.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072210101003;
dc.subjectEkstrak Etanol Daun Sambiloto, Hepatoprotektor Terhadap Kadar SGOT/SGPT , parasetamolen_US
dc.titlePENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR TERHADAP KADAR SGOT/SGPT TIKUS YANG DIINDUKSI PARASETAMOLen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record