PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR TERHADAP KADAR SGOT/SGPT TIKUS YANG DIINDUKSI PARASETAMOL
Abstract
Penyakit pada hati merupakan salah satu penyakit di Indonesia yang
mempunyai prevalensi yang cukup tinggi. Hal tersebut dikarenakan penyebab,
mekanisme dan perkembangan penyakit hati amat beragam, tingkat respon pasien
rendah, efek samping cukup besar dan biaya terapi yang mahal sehingga sulit mencari
obat yang ideal. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan obat baru
yang dapat melindungi sel hati dari serangan hepatotoksin yaitu dengan mendapatkan
senyawa yang bersifat hepatoprotektor yang berasal dari tanaman. Sambiloto (A.
paniculata) merupakan tanaman obat tradisional yang memiliki khasiat
hepatoprotektor. A. paniculata dapat melindungi hati akibat zat hepatotoksik. Dari
berbagai penelitian, kandungan yang dipercaya dapat melindungi hati adalah
andrograpolide. Karena andrograpolide merupakan derivat flavonoid yang dapat
berperan sebagai antioksidan.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak
etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata) sebagai hepatoprotektor dalam
mencegah kerusakan hati dari penggunaan parasetamol dosis toksik. Pada penelitian
ini tikus diberikan perlakuan secara peroral dengan rancangan penelitiannya yaitu
Post Test Only Kontrol Group Design. 42 ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 6
kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 7 ekor tikus putih yang selanjutnya
ditempatkan dalam kandang yang terpisah. Kelompok kontrol diberi suspensi CMC
Na 1% saja selama 10 hari, kelompok kontrol negatif diberikan CMC Na 1% selama 10 hari dan parasetamol dosis toksik (1350 mg/kgBB) pada hari ke-8, dan kelompok
kontrol positif diberi obat pembanding curliv selama 10 hari dan parasetamol dosis
toksik pada hari ke-8. Sedangkan pada kelompok perlakuan diberikan ekstrak daun
sambiloto pada berbagai dosis (250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB, dan 1000mg/kgBB)
selama 10 hari dan parasetamol dosis toksik pada hari ke-8. Pada hari ke-10 semua
serum darah hewan coba diukur kadar SGOT dan SGPTnya. Selanjutnya untuk
membandingkan antara kelompok kontrol dan perlakuan digunakan uji Kruskall
Wallis dilanjutkan dengan analisis menggunakan Mann-Whitney untuk mengetahui
adanya perbedaan secara signifikan diantara kelompok uji.
Berdasarkan hasil uji Kruskall Wallis yang diikuti dengan analisis uji Mann-
Whitney pada data SGOT bahwa antara kelompok kontrol negatif berbeda signifikan
dengan kelompok kontrol, kontrol positif, dan kelompok dosis 250mg/kgBB dan
kelompok dosis 1000mg/kgBB. Pada data SGOT juga dapat diketahui bahwa
kelompok kontrol negatif tidak berbeda signifikan dengan kelompok dosis 500
mg/kgBB. Pada data kadar SGPT, hasil uji Kruskall Wallis yang diikuti dengan
analisis uji Mann-Whitney dapat diketahui bahwa antara kelompok kontrol negatif
berbeda signifikan dengan kelompok kontrol, kontrol positif, dan kelompok dosis
250mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan kelompok dosis 1000mg/kgBB.
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun
sambiloto (Andrographis paniculata) dapat digunakan sebagai hepatoprotektor
dengan parameter kadar SGOT/SGPT tikus yang diinduksi parasetamol. Dosis
ekstrak etanol daun sambiloto yang mampu mencegah kenaikan kadar SGOT/SGPT
sebanding dengan kelompok kontrol positif dan kelompok kontrol adalah dosis 1000
mg/kg BB.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]