Show simple item record

dc.contributor.authorDheka Agung Mujiono
dc.date.accessioned2014-01-22T02:26:07Z
dc.date.available2014-01-22T02:26:07Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM070910302104
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20530
dc.description.abstractMasyarakat Tengger khususnya desa Ngadisari memiliki budaya menarik dan unik yang tetap bertahan sampai sekarang. Meskipun pengaruh luar cukup tinggi, namun berbagai tradisi tersebut masih tetap dijalankan, di antaranya adalah upacara Entas-entas dan Kasadha. Bertahannya tradisi tersebut tidak lepas dari proses sosialisai, sehingga menarik untuk dikaji. Penelitian ini ingin menganalisis bagaimana tradisi tersebut dilaksanakan dan disosialisasikan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa upacara adat masyarakat Tengger terbagi menjadi upacara lingkup keluarga dan upacara lingkup desa. Diantaranya yang peneliti kaji proses sosiaisasi dalam lingkup keluarga adalah Entas-entas sedangkan dalam lingkup desa adalah Kasadha dan sebuah harapan bagi peneliti bisa mencakup seluruh tradisi yang ada di Tengger dalam proses sosialisasinya. Permasalahan yang diangkat oleh peneliti yakni “bagaimana proses berlangsungnya Entas-entas dan Kasadha, juga bagaimana proses sosialisasi tradisi tersebut bagi masyarakat Tengger dalam mensosialisasikan kepada warga masyarakat dan generasi muda pada masyarakat Tengger”. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Informan dipilih dengan menggunakan metode Purposive. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pada masyarakat Tengger, dalam aktifitas sosialisasi tersebut tidak terlepas dari peranan dukun beserta asisten dan wong sepuh selaku person-person yang memiliki kewenangan secara khusus dalam sosialisasi tradisi masyarakat Tengger. Adapun kepala desa beserta jajarannya juga memiliki peranan yang sama terkait tradisi-tradisi pada masyarakat Tengger. Proses sosialisasi tradisi Enta-entas dan Kasadha pada masyarakat Tengger dilakukan melalui proses sosialisasi primer dan sekunder. Dimana pada proses sosialisasi yang pada awalnya agen sosialisasi keluarga selaku kelompok primer, artinya memiliki peranan utama dalam sosialisasi tradisi Entas-entas dan Kasadha tersebut, dengan memberikan pemahaman kepada anak-anaknya dari apa saja yang sudah diajarkan oleh dukun, legen dan perangkat desa. Selanjutnya kelompok sekunder meneruskan atau memberikan tambahan transfer nilai tradisi itu kepada generasi muda masyarakat Tengger. Kelompok sekunder yang dimaksud adalah Agen sosialisasi pendidikan, 2 3 Legen adalah asisten dukun pada masyarakat Tengger dalam membantu aktivitas dukun tersebut Wong sepuh merupkan tokoh masyarakat yang berusia tua, peranan pada masyarakat tengger juga membantu dukun dalam aktivitas sosialisasi. viii 2 , wong sepuh 3en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070910302104;
dc.subjectPROSES SOSIALISASI MASYARAKAT TENGGER DALAM TRADISI ENTAS-ENTAS DAN KASADHAen_US
dc.titlePROSES SOSIALISASI MASYARAKAT TENGGER DALAM TRADISI ENTAS-ENTAS DAN KASADHAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record