Show simple item record

dc.contributor.authorKhusnul Puspaningrum
dc.date.accessioned2014-01-22T02:14:54Z
dc.date.available2014-01-22T02:14:54Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM061510401107
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20503
dc.description.abstractPemanfaatan tanah vertisol dan mineral zeolit yang memiliki kemampuan daya mempertahankan lengas dapat menyerap air yang tinggi belum pernah dilakukan. Tanah vertisol dan mineral zeolit yang memiliki kelengasan sesuai dengan ekologi nematoda entomopatogen Steinernema carpocapsae sehingga dapat hidup pada jangka waktu yang lama untuk mengendalikan ulat grayak pada tanaman kedelai di lapang. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas formulasi biopestisida berbentuk granuler dari bahan vertisol, zeolit, dan S. carpocapsae terhadap hama ulat grayak pada tanaman kedelai. Penelitian dirancang menggunakan rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design ) dengan dua faktor/perlakuan yaitu: bentuk granuler dan jumlah granuler/dosis, setiap faktor diulang tiga kali. Pembuatan biopestisida Entomopatogen formula granuler dilakukan dengan metode droplet yaitu dicampurkan 100 g vertisol + 100 g zeolit + 150 ml suspensi S. carpocapsae, selanjutnya diteteskan pada nampan menjadi bentuk granuler dengan ukuran ± 8 mm, dan berat ± 0,3 g. Proses selanjutnya aplikasi pada tanaman kedelai. Parameter pengamatan dilakukan terhadap pengaruh formula biopestisida entomopatogen terhadap intensitas serangan hama Spodoptera litura, hasil produksi tanaman, dan keberadaan hama lain. Analisis dilakukan dengan analisis varian dan uji jarak kisaran Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 63 hari setelah tanam (hst) intensitas serangan S. litura pada perlakuan granuler tidak dipecah dengan dosis 5 granula/tanaman lebih tinggi (15,83 %) dibandingkan perlakuan granuler dipecah pada dosis 5 granula/tanaman yang mencapai 13,33 %. Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa kedua faktor/perlakuan hasilnya tidak berbeda nyata. Pengamatan terhadap hasil produksi pada jumlah biji total kedelai xi menunjukkan bahwa perlakuan formula granuler dipecah lebih banyak (131,63 g) dibandingkan dengan perlakuan granuler tidak dipecah yang mencapai 129,17 g. Selama pengamatan tanaman kedelai pada 21 hst sampai dengan 42 hst ditemukan hama Lamprosema indica, Bemisia tabacci, Aphis glycines, dan Valanga sp., sedangkan hama penghisap polong Riptortus linearis keberadaannya muncul menjelang panen (63 hst).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061510401107;
dc.subjectBIOPESTISIDAen_US
dc.titleUJI EFEKTIVITAS BIOPESTISIDA BERBENTUK GRANULER DARI BAHAN VERTISOL, ZEOLIT DAN Steinernema carpocapsae Weiser. TERHADAP INTENSITAS SERANGAN HAMA ULAT GRAYAK PADA TANAMAN KEDELAIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record