Show simple item record

dc.contributor.authorAYIK ERNIA
dc.date.accessioned2014-01-22T01:39:01Z
dc.date.available2014-01-22T01:39:01Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM070910302115
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20418
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan: Untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis strategi pemberdayaan perempuan melalui pelatihan keterampilan bordir dalam usahanya membangun peran gender perempuan di Desa Yosomulyo Kecamatan Gambiran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Tehnik penentuan informan dengan menggunakan purposive sampling yaitu tehnik pengumpulan informan dengan cara sengaja. Pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan member check, yaitu dengan menanyakan kembali pertanyaan yang telah terangkum dalam pemahaman peneliti, untuk memastikan kebenaran makna yang telah dibuat. Pemberdayaan perempuan melalui pelatihan keterampilan bordir adalah suatu program yang masuk dalam agenda PNPM Mandiri pemerintah Kecamatan Gambiran. Program ini bertujuan untuk membangun peran gender para perempuan di Desa Yosomulyo dengan cara memberikan modal berupa pengetahuan dan keterampilan bordir. Dengan pemberian modal ini diharapkan para perempuan dapat memenfaatkan keterampilan tersebut serta dapat memberdayakan dirinya sendiri sehingga memperkecil ketergantungannya terhadap suami. Untuk mencapai tujuan pemberdayaan tersebut, maka dibutuhkanlah strategi. Strategi dalam pemberdayaan ini ada beberapa, antara lain adalah sosialisasi, pemberian bantuan fisik berupa dana, mesin bordir dan keperluan lainnya, pemberian modal berupa keterampilan serta kerjasama dengan pengusaha bordir.Setelah program selesai dilaksanakan, langkah selanjutnya yang harus dikerjakan untuk mengukur keberhasilan atau tidaknya suatu program pemberdayaan adalah proses evaluasi. Menurut informasi yang telah diperoleh dari informan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemberdayaan perempuan melalui pelatihan keterampilan bordir dapat dinyatakan kurang berhasil. Hal ini karena tingkat keberhasilan yang dicapai hanya mampu menembus angka 40%, meskipun tingkat kemampuan penguasaan materi peserta bisa dibilang tinggi yakni menembus angka 90%. Hal ini terjadi karena berbagai macam kendala seperti kurangnya jumlah pelatih, jumlah mesin bordir yang sedikit, serta kurangnya perhitungan pihak penyelenggara akan rencana jangka panjang untuk para peserta, sehingga nasib para peserta kurang jelas setelah diadakannya pelatihan, selain itu nasib mesin bordir yang sebelumnya dipakaipun kini hanya tidak dipergunakan dengan baik.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070910302115;
dc.subjectSTRATEGI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN BORDIRen_US
dc.titleSTRATEGI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN BORDIRen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record