PROFIL INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA MURID SDN SEPUTIH III KECAMATAN MAYANG KABUPATEN JEMBER
Abstract
Prevalensi Infeksi cacing usus di Indonesia pada umumnya masih tinggi.
Diantara cacing usus yang menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat Indonesia
adalah kelompok Soil Transmitted Helminths (STH). Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui profil infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) pada murid SDN
Seputih III Kecamatan Mayang Kabupaten Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang dilaksanakan pada
bulan Januari sampai Pebruari 2008. Populasi dari penelitian ini adalah murid SDN
Seputih III tahun ajaran 2007/2008, dengan besar sampel sebanyak 90 orang.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pemeriksaan Kato-katz. Data
pada penelitian ini diuraikan secara deskriptif berupa tabel distributif untuk
mengetahui profil infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) pada murid SDN Seputih
III Kecamatan Mayang Kabupaten Jember.
Ada tiga macam cacing yang menginfeksi subyek penelitian yaitu Ascaris
lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang. Angka kejadian infeksi STH
pada penelitian ini sebesar 38,89%. Angka kejadian infeksi STH pada siswa putra
sebesar 57,78% sedangkan pada siswa putri sebesar 20%. Berdasarkan tingkatan
umur, infeksi A. Lumbricoides dan T. Trichiura terjadi penurunan kejadian infeksi
seiring dengan meningkatnya umur. Sedangkan pada infeksi cacing tambang, terjadi
kenaikan kejadian infeksi seiring meningkatnya umur. Intensitas infeksi STH dalam
penelitian ini termasuk dalam kategori ringan. Dari kuisioner didapatkan bahwa 80%
tingkat pendidikan ayah siswa rendah; 11,11% sedang dan 8,89% tinggi. Untuk
pendidikan ibu sebanyak 87,78% berpendidikan rendah; 7,78% sedang dan 4,44%
tinggi. Kebiasaan siswa mencuci tangan memperlihatkan bahwa mereka sebanyak 31 siswa (34,44%) selalu mencuci tangan sebelum makan; 56 siswa (62,22%) kadangkadang;
dan
3
siswa(3,33%)
tidak
pernah.
Sebanyak
5
siswa
(5,55%)
selalu
mencuci
tangan
dengan sabun sebelum makan; 28 siswa (31,11%) kadang-kadang; dan 57
siswa (63,33%) tidak pernah. Sebanyak 17 siswa (18,89%) selalu mencuci tangan
dengan sabun setelah BAB; 69 siswa (76,66%) kadang-kadang; dan 4 siswa (4,44%)
tidak pernah. Kebiasaan siswa buang air besar memperlihatkan bahwa sebanyak 48
siswa (53,33%) selalu BAB di jamban; 35 siswa (38,89%) kadang-kadang; dan 7
siswa (7,77%) tidak pernah.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Ascaris lumbrocoides, Trichuris
trichiura, dan cacing tambang menginfeksi subyek penelitian dengan angka kejadian
sebesar 38,89%. Kejadian infeksi cacing STH lebih banyak diderita siswa laki-laki
daripada perempuan. Semakin rendah umur semakin tinggi kejadian infeksi
Askariasis dan Trichuriasis sedangkan pada infeksi cacing tambang diperoleh hasil
semakin meningkat umur semakin tinggi kejadian infeksi. Intensitas infeksi cacing
STH secara keseluruhan berada dalam tingkat rendah. Tingkat pendidikan orang tua
siswa SDN seputih III sebagian besar berpendidikan rendah tapi angka kejadian
infeksi STH pada tingkat ini tinggi. Sedangkan untuk perilaku cuci tangan dan
defekasi, semakin baik perilakunya maka semakin rendah terinfeksi cacing STH.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]