UJI MINIMUM INHIBITORY CONCENTRATION DAN MINIMUM BACTERICIDAL CONCENTRATION EKSTRAK POLIFENOL BIJI KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans
Abstract
Biji kopi merupakan bagian dari tanaman kopi yang telah diteliti mampu
bekerja sebagai antibakteri. Kemampuan antibakteri dari biji kopi tersebut diduga
berasal dari kandungan polifenol yang terkandung di dalamnya. Polifenol dalam biji
kopi tersebut antara lain: asam kloragenat dan asam kafeat. Polifenol tersebut diduga
mampu bekerja sebagai antibakteri dengan cara menghambat pembentukan biofilm,
sintesis protein, DNA dan RNA dari Streptococcus mutans. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui minimum inhibitory concentration (MIC) dan minimum
bactericidal concentration (MBC) ekstrak polifenol biji kopi robusta terhadap
pertumbuhan S. mutans.
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratoris dengan
rancangan penelitian post test only control group design yaitu dengan
membandingkan efek antibakteri ekstrak polifenol biji kopi robusta pada kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan setelah diberi suatu tindakan yang dilakukan pada
laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi Unej. Sampel yang digunakan
sebanyak 7 kelompok perlakuan dengan satu kontrol positif dan negatif. Perlakuan
dan kontrol tersebut dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
Penelitian ini diawali dengan melakukan uji MIC. Uji MIC dilakukan dengan
menggunakan metode dilusi cair yaitu dengan melakukan pengenceran ekstrak
polifenol biji kopi robusta dari konsentrasi 2 mL ekstrak polifenol biji kopi robusta
dalam 3,1 mL larutan dengan media BHI-B. Sampel yang sudah diencerkan tersebut
diinokulasikan S. mutan, kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC secara
viii
aerobic. Nilai MIC ditentukan dengan melihat konsentrasi terkecil yang menunjukkan
kejernihan dari media BHI-B. Tahap selanjutnya dilakukan uji MBC dengan
mengambil masing-masing sediaan uji MIC sebanyal 1μL untuk dilakukan inokulasi
bakteri dengan metode spreading (penyebaran) pada media blood agar. Media blood
agar tersebut kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC secara aerobic.
Nilai MBC ditentukan dengan melihat konsentrasi yang menunjukkan tidak adanya
perubahan warna dari media blood agar. Data hasil Uji MIC dan MBC kemudian
dianalisis dengan menggunakan uji statistik Kruskal-Wallis yang kemudian
dilanjutkan dengan uji Man-Whitney apabila nilai signifikansi <0,05 untuk
mengetahui adanya perbedaan anatara konsentrasi perlakuan dengan kontrol.
Pada hasil uji statistik Man-Whitney untuk uji MIC diketahui bahwa ekstrak
polifenol biji kopi robusta secara bermakna mampu menghambat pertumbuhan S.
mutans (p<0,05), namun untuk uji statistik Kruskal-Wallis untuk uji MIC diketahui
bahwa ekstrak polifenol biji kopi robusta tidak mampu membunuh bakteri S. mutans
(P>0,05). Nilai MIC ekstrak polifenol biji kopi robusta terhadap pertumbuhan S.
mutans yaitu pada konsentrasi 2 mL ekstrak polifenol biji kopi robusta dalam 3,1 mL
larutan, sedangkan untuk nilai MBC terhadap pertumbuhan S. mutans, ekstrak
polifenol biji kopi robusta belum memilikinya pada konsentrasi tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan antibakteri ekstrak polifenol biji kopi robusta yaitu
dengan menghambat pertumbuhan dari bakteri S. mutans.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2086]