Show simple item record

dc.contributor.authorDani Sugeng Prasetyo
dc.date.accessioned2013-11-30T06:10:29Z
dc.date.available2013-11-30T06:10:29Z
dc.date.issued2013-11-30
dc.identifier.nimNIM091610101076
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1944
dc.description.abstractPeriodontal dressing merupakan bahan yang diaplikasikan setelah melakukan bedah pada jaringan penyangga gigi (periodontal). Periodontal dressing sebenarnya tidak mengandung bahan yang dapat memacu penyembuhan, melainkan hanya membantu penyembuhan karena luka terlindungi. Sehingga diperlukan bahan tambahan dalam periodontal dressing yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka dan bersifat antiinflamasi tanpa menimbulkan efek samping. Salah satu tanaman di Indonesia yang berpotensi sebagai antioksidan dan antimikroba alami adalah tanaman kakao (Theobroma cacao L.). Kulit buah kakao mengandung campuran flavonoid atau tannin terkondensasi atau terpolimerisasi, seperti antosianidin, katekin, leukoantosianidin yang kadang kadang terikat dengan glukosa (Figuera dkk., 1993). Katekin berkhasiat sebagai hemostasis, astringent, dan antioksidan (Lestari dkk., 2009). Antosianidin memiliki efek sebagai anti bakteri dan antiinflamasi (Adhikari dkk., 2005). Pemberian ekstrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) segar memiliki aktivitas antiinflamasi terhadap jumlah sel makrofag pada konsentrasi 5%, 10%, dan 15% (Sarjito, 1996). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratories pada kelinci menggunakan the post test only control group design. Variabel yang diamati adalah jumlah sel makrofag kelinci. Sebanyak 36 ekor kelinci dibagi dalam empat kelompok. Kelompok perlakuan satu diberikan periodontal dressing tanpa penambahan ektrak kulit buah kakao, kelompok perlakuan dua diberikan periodontal dressing dengan penambahan 5% ektrak kulit buah kakao, kelompok perlakuan tiga viii diberikan periodontal dressing dengan penambahan 10% ektrak kulit buah kakao, sedangkan kelompok perlakuan empat diberikan periodontal dressing dengan penambahan 15% ektrak kulit buah kakao. Untuk menyebabkan radang setiap kelompok kontrol sebelumnya dilukai menggunakan punch biopsy 2.0 mm. Dekaputasi dilakukan pada hari ke-3, hari ke-5, dan hari ke-7 dan dilanjutkan dengan pengambilan, fiksasi, pemrosesan preparat jaringan. Penghitungan jumlah sel makrofag kelinci dengan menggunakan mikroskop binokuler dengan pembesaran 400x dan software OlyVIA dot scan viewer. Data dianalisis dengan uji non parametrik Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak ektrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) pada periodontal dressing dengan prosentase 5%, 10%, dan 15% dapat menekan proses radang dan terlihat signifikan (P<0,05) pada setiap kelompok perlakuan jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan satu. Pada penelitian ini diketahui penambahan ektrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) pada periodontal dressing dengan prosentase 15% paling efektif menurunkan jumlah sel makrofag.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries091610101076;
dc.subjectEkstrak Kulit Buah Kakao, Periodontal Dressing, Sel Makrofagen_US
dc.titlePOTENSI PENAMBAHAN EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA PERIODONTAL DRESSING TERHADAP JUMLAH SEL MAKROFAG PADA LUKA GINGIVA KELINCI (PENELITIAN EKSPERIMENTAL LABORATORIS)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record