POTENSI PENAMBAHAN EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA PERIODONTAL DRESSING TERHADAP JUMLAH SEL MAKROFAG PADA LUKA GINGIVA KELINCI (PENELITIAN EKSPERIMENTAL LABORATORIS)
Abstract
Periodontal dressing merupakan bahan yang diaplikasikan setelah melakukan
bedah pada jaringan penyangga gigi (periodontal). Periodontal dressing sebenarnya
tidak mengandung bahan yang dapat memacu penyembuhan, melainkan hanya
membantu penyembuhan karena luka terlindungi. Sehingga diperlukan bahan
tambahan dalam periodontal dressing yang dapat mempercepat proses penyembuhan
luka dan bersifat antiinflamasi tanpa menimbulkan efek samping. Salah satu
tanaman di Indonesia yang berpotensi sebagai antioksidan dan antimikroba alami
adalah tanaman kakao (Theobroma cacao L.). Kulit buah kakao mengandung
campuran flavonoid atau tannin terkondensasi atau terpolimerisasi, seperti
antosianidin, katekin, leukoantosianidin yang kadang kadang terikat dengan glukosa
(Figuera dkk., 1993). Katekin berkhasiat sebagai hemostasis, astringent, dan
antioksidan (Lestari dkk., 2009). Antosianidin memiliki efek sebagai anti bakteri dan
antiinflamasi (Adhikari dkk., 2005). Pemberian ekstrak kulit buah kakao
(Theobroma cacao L.) segar memiliki aktivitas antiinflamasi terhadap jumlah sel
makrofag pada konsentrasi 5%, 10%, dan 15% (Sarjito, 1996).
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratories pada kelinci
menggunakan the post test only control group design. Variabel yang diamati adalah
jumlah sel makrofag kelinci. Sebanyak 36 ekor kelinci dibagi dalam empat
kelompok. Kelompok perlakuan satu diberikan periodontal dressing tanpa
penambahan ektrak kulit buah kakao, kelompok perlakuan dua diberikan periodontal
dressing dengan penambahan 5% ektrak kulit buah kakao, kelompok perlakuan tiga
viii
diberikan periodontal dressing dengan penambahan 10% ektrak kulit buah kakao,
sedangkan kelompok perlakuan empat diberikan periodontal dressing dengan
penambahan 15% ektrak kulit buah kakao. Untuk menyebabkan radang setiap
kelompok kontrol sebelumnya dilukai menggunakan punch biopsy 2.0 mm.
Dekaputasi dilakukan pada hari ke-3, hari ke-5, dan hari ke-7 dan dilanjutkan dengan
pengambilan, fiksasi, pemrosesan preparat jaringan. Penghitungan jumlah sel
makrofag kelinci dengan menggunakan mikroskop binokuler dengan pembesaran
400x dan software OlyVIA dot scan viewer. Data dianalisis dengan uji non
parametrik Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak ektrak kulit buah
kakao (Theobroma cacao L.) pada periodontal dressing dengan prosentase 5%, 10%,
dan 15% dapat menekan proses radang dan terlihat signifikan (P<0,05) pada setiap
kelompok perlakuan jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan satu. Pada
penelitian ini diketahui penambahan ektrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L.)
pada periodontal dressing dengan prosentase 15% paling efektif menurunkan jumlah
sel makrofag.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2086]