PERAMALAN DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN MODEL ARIMA BOX JENKINS (Studi Kasus Harga Eceran Beras Medium)
Abstract
Banyak metode yang dapat digunakan dalam analisis time series, baik itu
yang menggunakan metode statistik maupun metode non-statistik (komputasi).
Metode statistik yang digunakan salah satunya adalah metode ARIMA, sedangkan
untuk metode non-statistik seperti metode Jaringan Syaraf Tiruan. Dalam dekade
terakhir metode Jaringan Syaraf Tiruan digunakan sebagai metode dalam peramalan
time series. Dalam penelitian ini digunakan dua metode dalam peramalan yaitu
metode Jaringan Syaraf Tiruan dan ARIMA Box Jenkins.
Beberapa tahun terakhir harga beras mengalami perubahan harga yang
cenderung naik. Harga beras mengalami perubahan karena beberapa faktor sehingga
menimbulkan ketertarikan untuk melakukan prediksi harga beras untuk beberapa
waktu ke depan dengan dua metode yaitu metode ARIMA dan Jaringan Syaraf
Tiruan.
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan hasil peramalan harga beras
medium menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan model ARIMA serta mengetahui
metode mana yang lebih efektif dan mudah digunakan untuk proses peramalan harga
eceran beras medium antara model Jaringan Syaraf Tiruan dan model ARIMA.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga eceran beras medium
di Indonesia pada tahun 2000 hingga 2006. Hasil yang diperoleh dari metode
Jaringan Syaraf didapatkan prediksi harga beras berkisar antara Rp. 5.580,3 hingga
Rp. 7.897,8 dan pada ARIMA prediksi harga beras sekitar 4.970,67 hingga Rp.
6.417,04. Dilihat dari nilai MSE-nya, nilai MSE pada Jaringan Syaraf Tiruan lebih kecil dari nilai MSE ARIMA. Nilai MSE Jaringan Syaraf Tiruan adalah 0,000951617
dan nilai MSE ARIMA adalah 6464. .