RESPON ENAM VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merril) ANJURAN TERHADAP SERANGAN LARVA PEMAKAN DAUN KEDELAI
Abstract
Larva pemakan daun kedelai masih menjadi kendala utama dalam upaya
peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kedelai. Serangan larva pemakan
daun kedelai seperti Spodoptera litura F. (ulat grayak) dan Lamprosema indicata
F. (ulat penggulung daun) dapat menyebabkan kerugian sampai 50%. Penanaman
varietas tahan merupakan langkah pertama dalam upaya pencegahan serangan
hama tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui populasi larva pemakan
daun, intensitas kerusakan akibat larva pemakan daun, dan produksi beberapa
varietas kedelai anjuran.
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) yang terdiri atas enam perlakuan varietas kedelai yaitu: varietas Wilis;
varietas Argomulyo; varietas Burangrang; varietas Panderman; varietas Ijen; dan
varietas Anjasmoro, setiap perlakuan diulang empat kali. Data yang diperoleh
dianalisis varian (Anova), bila berbeda nyata diuji dengan Duncan Multiple Range
Test (DMRT) pada taraf 5%. Pengamatan populasi larva pemakan daun dan
intensitas kerusakan daun dilakukan sejak tanaman berumur 24 sampai dengan 59
hari setelah tanam (hst) dengan interval pengamatan tujuh hari sekali pada
sembilan rumpun tanaman contoh yang diambil secara diagonal pada tiap petak.
Sedangkan produksi kedelai (berat kering) ditimbang dengan menggunakan
timbangan analitik, kemudian dikonversikan dalam satuan produksi (ton/ha).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman enam varietas kedelai
anjuran berpengaruh terhadap populasi larva S. litura. Populasi terendah larva S.
litura dijumpai pada varietas Ijen pada 38 hst yakni sebesar 0,25 ekor per
sembilan rumpun. Penanaman enam varietas kedelai anjuran tidak berpengaruh
iv
terhadap populasi larva L. indicata. Populasi larva S. litura meningkat pada 31 hst
dan turun secara drastis setelah mencapai 38 hst. Populasi tertinggi L. indicata
dijumpai pada 45 hst (sebesar 1,5 ekor per sembilan rumpun). Keenam varietas
kedelai anjuran tidak mempengaruhi intensitas kerusakan daun akibat serangan
larva pemakan daun. Intensitas kerusakan daun tertinggi akibat S. litura dijumpai
pada 59 hst mencapai 19,45 %, sedangkan persentase jumlah daun menggulung
tertinggi akibat L. indicata mencapai 3 % daun menggulung per rumpun. Kedelai
varietas Wilis, Argomulyo, Burangrang, Panderman, Ijen, dan Anjasmoro
mengalami penurunan produksi dari kapasitas/potensi produksi berturut-turut
sebesar 19,75 %; 37,33 %; 28,11 %; 35,13 %; 20 %; dan 24,43 % akibat serangan
kedua jenis hama tersebut. Varietas kedelai anjuran yang cocok untuk ditanam di
daerah Jember adalah varietas Ijen dan Anjasmoro.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]