Istilah-istilah Pertanian pada Masyarakat Madura di Desa Sukowono, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember (Suatu Tinjauan Etnolinguistik)
Abstract
Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Negara yang sebagian besar
penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Begitu juga di Desa Sukowono.
Dalam kehudapan masyarakat Madura di Kecamatan Sukowono, pertanian
merupakan sumber mata pencaharian utama selain perdagangan. Sumber daya alam
yang mendukung, seperti tersedianya air yang cukup dan tanah yang subur, membuat
pertanian lebih banyak dipilih dibanding bidang-bidang yang lain, terutama di daerah
kampung-kampung sekitar Kecamatan Sukowono itu sendiri. Hal ini berpengaruh
pada munculnya istilah-istilah khas dalam bahasa Madura dalam bidang pertanian,
meskipun pada dasarnya orang Madura dikenal sebagai orang pesisir. Pemunculan
istilah-istilah ini terjadi karena integrasi kebudayaan orang Madura di Desa
Sukowono dengan kebudayaan Jawa.
Tujuan dari penelitian adalah: (1) Mendeskripsikan bentuk kata dan istilah yang
digunakan dalam bidang pertanian pada masyarakat Madura di Kecamatan Sukowono
Kabupaten Jember, dan (2) Mendeskripsikan makna istilah-istilah yang digunakan
dalam bidang pertanian pada masyarakat Madura di Kecamatan Sukowono
Kabupaten Jember. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dalam bidang
kebahasaan. Penelitian ini merupakan upaya dari pelestarian data kebahasaan yang
berupa istilah-istilah pertanian dalam bahasa Madura yang masih belum banyak
dikenali.
Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu: 1) penyediaan data, yang
dilakukan dengan metode cakap (wawancara), teknik pancing, dan teknik catat; 2)
penganilisisan data, menggunakan metode padan intralingual dan metode padan
viii
ekstralingual. Metode padan intralingual adalah menghubung-bandingkan unsurunsur
yang bersifat lingual (bahasa), baik yang terdapat dalam satu bahasa maupun
dalam beberapa bahasa yang berbeda. Metode ekstralingual adalah menghubungkan
masalah bahasa dengan hal yang berada di luar bahasa; 3) penyajian data, yang
dilakukan secara informal, karena metode penyajian analisis data dengan
menggunakan perumusan kata-kata biasa, bukan dengan angka yang berdasarkan
simbol yang matematis. Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah lima orang.
Tanaman pertanian yang umum ditanam oleh masyarakat petani di Desa
Sukowono adalah padi, temabakau, cabe, jagung, kacang panjang dan terong. Setiap
tanaman, mempunyai tahapan-tahapan kegiatan yang sama dan ditandai dengan
adanya istilah-istilah tertentu, yang merupakan produk kreatifitas budaya masyarakat
Madura di Desa Sukowono. Tahap pertama adalah persiapan, contoh istilahnya
ngalle. Kemudian tahap kedua adalah pengolahan, contoh istilahnya ngopas,
atabunan, anangghala, male’, dan amassa’. Tahap ketiga adalah penanaman, contoh
istilahnya manjhe’ dan namen. Tahap keempat adalah perawatan, contoh istilahnya
ngangselle, arao, Abhutok, norap, nyemprot, manto’, dan mipelen. Tahap kelima
adalah tahap panen, contoh istilahnya adalah aghabbha dan molong. Tahap terakhir
adalah tahap produksi, contih istilahnya nyemmor, nyellep , ekrosok, dan epasat.
Petani di Desa Sukowono juga mengenal yang namanya sistem bagi hasil.
Sistem ini digunakan untuk membagi perjanjian keuntungan antara penggarap lahan
pertanian dengan pemilik lahan.contoh istilahnya paroan, tellon, battonan, dan
Dherrebban. Sistem sewa juga digunakan oleh petani di Desa Sukowono. Sistem ini
dipakai untuk menentukan berapa lama lahan yang akan disewa, berdasarkan
perjanjian yang disepakati oleh penyewa dan pemilik lahan. Contoh istilahnya
ramo’an, taonan, dan museman.