Show simple item record

dc.contributor.authorDENDI ANUGERAH
dc.date.accessioned2013-11-30T04:59:32Z
dc.date.available2013-11-30T04:59:32Z
dc.date.issued2013-11-30
dc.identifier.nimNIM060910302230
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1917
dc.description.abstractPerlawanan Simbolik Skuteris Vespa Gembel sangat menarik untuk dicermati. Perlawanan ini disebabkan karena adanya ketidak puasan para penggemar motor skuter gembel terhadap kondisi realitas sosial pada saat ini. Pada awalnya Vespa merupakan jenis kendaraan bermotor yang lahir sebagai produk dari era modernisasi saat ini dimana semua alat yang dipakai untuk membantu dan mempermudah semua aspek kebutuhan manusia mengalami bentuk perubahan, yaitu menggunakan mesin, dan motor skuter Vespa merupakan salah satu pelopor kendaraan bermotor yang menggunakan mesin pada era pertama. Seiring berjalannya waktu motor skuter Vespa menjadi kendaraan tua yang semakin terpinggirkan oleh kedatangan produk-produk baru alat transportasi roda dua (motor) dan secara otomatis pengguna motor skuter vespa semakin sedikit. Pengguna dalam hal ini digambarkan dalam subyek manusia dan masyarakat semakin tergiur oleh gemerlap ilusi motor baru dan parade pembaharuan produk motor yang dihasilkan oleh pabrikan-pabrikan kendaraan bermotor asal jepang, seperti Honda, Suzuki, Yamaha, Kawasaki, dan sebagainya. Dengan demikian, maka faktor inilah juga yang melatarbelakangi terbentuknya komunitas pengemar motor skuter dengan tujuan untuk menampung para penggemar motor skuter dan diharapkan dapat mempermudah mereka (para penggemar motor skuter) untuk bisa sharing atau bertukar pikiran mengenai skuter Vespa. Namun terdapat tujuan lain dibalik pembentukan sebuah komunitas motor skuter Jember Scooter Club yaitu untuk menyuarakan isi hati dan kritik mereka terhadap kondisi masyarakat saat ini yang dinilai telah menjadi korban ilusi motor baru dan fashion atau gaya busana, sehingga menurut kacamata para skuteris budaya dan situasi seperti ini hrus dibenarkan dan disadarkan. Oleh karena itulah mereka membentuk suatu counter culture atau budaya tandingan sebagai bentuk simbol perlawanan terhadap subyek pihak yang dilawan. Simbol tersebut divisualisasikan dalam modifikasi gembel pada motor skuter vespa mereka, seperti mengelupas cat motor, menambahkan body tambahan pada motor skuter dan meninggalkan bentuk aslinya, menempelkan benda-benda rongsokan dalam motor skuter mereka seperti kaleng bekas, keset, spanduk, hingga plang papan nama yang sengaja dipasang pada motor mereka, serta mereka dengan sengaja membuat kebiasaan hidup mereka menjadi gembel, tidak pernah mandi, memakai pakaian lusuh, memakai rambut gimbal hingga menambahkan aksesoris yang kotor dan unik pada tubuh mereka. Semua ini mereka lakukan untuk membuat suatu budaya tandingan ditengah-tengah masyarakat. Tujuan para penggemar motor skuter vespa (skuteris) melakukan ini adalah untuk mengkritisi konstruk-konstruk pemikiran tentang makna motor baru yang terus-menerus hadir dan selalu di perbaharui lagi. Selain itu untuk mengkritisi budaya pengelolaan lingkungan yang mereka aplikasikan dalam aksi penempelan benda-benda rongsokan pada motor mereka dan ingin menyuarakan budaya originalitas dalam masyarakat, bahwa sesungguhnya manusia itu harus bersikap apa-adanya dan original (asli). Mengenai media perlawanan yang mereka lakukan yaitu dijalanan. Jalanan merupakan tempat favorit bagi para skuteris untuk melancarkan aksinya. Bagi mereka, jalanan adalah tempat dimana banyak terdapat orang-orang yang lewat dan memang sejatinya mereka mengatasnamakan komunitas kendaraan bermotor. Media selanjutnya adalah pada tempat-tempat gathering tempat dimana kegiatan event berlangsung. Dampak dari aksi para skuteris ini tidak kebanyakan mendapat tanggapan dan respon yang berbeda dari masyarakat yang melihatnya, dan bahkan seringkali tidak sesuai dengan apa yang disampaikan oleh para skuteris tersebut. Masyarakat seringkali menganggap para skuteris gembel sebagai pemuda tanpa masa depan yang cenderung gila dan banyak pula dari masyarakat yang menganggap mereka lucu dan aneh, serta unik. Bagi para skuteris, hal ini tidak dipermasalahkan oleh mereka. Hal ini dikarenakan para skuteris tersebut melakukan aksinya berdasarkan kesukaan dan kegemaran mereka juga, dan mereka tidak mempedulikan respons dari masyarakat yang melihatnya.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060910302230;
dc.subjectPERLAWANAN SIMBOLIK, SKUTERIS (VESPA) GEMBELen_US
dc.titlePERLAWANAN SIMBOLIK SKUTERIS (VESPA) GEMBELen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record