Pemikiran dan Aktivitas Politik K.H. Hasyim Asy’ari pada Masa Perjuangan Merebut dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Tahun 1926-1947.
Abstract
Pada awal abad ke-20 bangsa Indonesia telah menyadari bahwa cara-cara bersenjata kurang efektif dalam melawan penjajah, sehingga perjuangan bangsa Indonesia berubah ke arah yang lebih damai dan terorganisir yaitu melalui organisasi-organisasi baik yang bergerak di bidang sosial-keagamaan maupun pendidikan dan politik. Selain itu pada awal abad ke 20 pemerintah kolonial Belanda menerapkan politik etis yang di antaranya menyediakan pendidikan untuk penduduk pribumi, akan tetapi akses ke sekolah yang ini hanya terbatas bagi kalangan priyayi, dan rakyat kecil tetap tertinggal. Akses pendidikan bagi rakyat kecil terutama yang muslim tetap hanya pendidikan tradisional yaitu pesantren. Salah satu tokoh nasionalis muslim yang berpengaruh pada waktu itu adalah K.H Hasyim Asy‟ari yaitu pendiri pondok pesantren Tebu Ireng Jombang dan juga salah satu pendiri organisasi NU serta penulis aturan dasarnya. K.H Hasyim Asy‟ar i berperan dalam penyatuan umat Islam di Indonesia dalam satu bendera yaitu MIAI yang di dalamnya tergabung NU, Muhammadiyah dan Persis. Salah satu agenda MIAI
yang terkenal adalah bergabung dengan kaum Nasionalis netral agama untuk membentuk GAPI (gabungan politik Indonesia) yang menuntut Belanda untuk membentuk perwakilan rakyat yang representatif bagi rakyat. Pada masa Jepang K.H
Hasyim Asy‟ari sempat dipenjarakan karena dianggap menentang Jepang. Namun, dalam perjalanannya K.H Hasyim Asy‟ari diangkat menjadi ketua Masyumi karena kebijakan Jepang yang mulai mendekati kaum muslim. Selain itu beliau juga diangkat sebagai kepala kantor urusan agama pusat (Syumubucho). Ketika masa masa perang kemerdekaan K.H Hasyim Asy‟ari mengeluarkan Resolusi Jihad untuk membela dan mempertahankan Republik Indonesia yang dari serangan sekutu. Tujuan penelitian adalah ingin mengetahui (1) latar belakang lingkungan yang mempengaruhi pemikiran polit ik K.H Hasyim Asy‟ari; (2) aktivitas politik dan perjuangan K.H Hasyim Asy‟ari pada masa kolonial Belanda, Pemerintah Jepang dan untuk kemerdekaan Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemikiran politik K.H Hasyim Asy‟ari dilatar belakangi oleh lingkungan keluarga, dimana dari garis genealoginya K.H Hasyim Asy‟ari merupakan keturunan kalangan ningrat dan keturunan kalangan agama. Latar belakang pendidikannya yang meliputi pendidikan di Nusantara dan pendidikan di Mekah juga telah membentuk sikap politik dan memperkuat jiwa
nasionalismenya. Dari lingkungan pesantren yaitu pendirian pondok pesantren Tebu Ireng di daerah pelosok (desa), juga dimaksudkan untuk menjaga independensi dari kekuasaan Belanda yang berpusat di kota. Pemikiran-pemikiran K.H Hasyim Asy‟ar i
tercermin dalam aturan dasar NU yaitu Muqaddimah Al-Qanun Al-Asasi dimana acuannya adalah ayat-ayat Al-qur‟an dan hadist yang secara umum mengajak pada persatuan, hidup bermasyarakat, penyelesaian masalah secara musyawarah.
Sementara aktivitas polit ik dan perjuangan K.H Hasyim Asy‟ ari pada masa perjuangan merebut kemerdekaan di jaman pemerintahan kolonial Belanda adalah meliputi pendirian organisasi N.U pada tahun 1926, mendirikan serta menjadi ketua
legislatif MIAI. Pada masa pemerintahan Jepang K.H Hasyim Asy‟ari menjadi ketua legislatif Masyumi, menjabat sebagai kepala kementrian agama pusat (Shomubucho), dan menjadi penasehat spiritual PETA. Pada masa mempertahankan kemerdekaan
K.H Hasyim Asy‟ari mengeluarkan Resolusi Jihad sebagai tanda bela negara dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dari serangan sekutu dan Belanda. Resolusi jihad ini menjadi satu-satunya di dunia, dimana jihad Islam
ditujukan untuk entitas (wujud) yang bukan untuk agama, melainkan untuk sebuah negara yaitu Republik Indonesia.