ANALISA DAYA SAING RUMPUT LAUT DI KABUPATEN SUMENEP
Abstract
Rumput laut dikenal dengan nama alga yaitu tanaman yang hidup dilaut.
Rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil laut yang penting. Di
samping banyak kegunaannya, rumput laut juga sebagai penghasil devisa Negara
dengan nilai ekspor yang terus meningkat setiap tahun. Oleh karena itu,
persaingan yang ketat antar produsen akan terjadi pada pasar internasional yang
semakin terbuka. Menghadapi persaingan yang ketat ini, keberhasilan akan
ditentukan oleh keunggulan daya saing produk agribisnis yang dihasilkan. Daya
saing dapat dilihat dari keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif yang
dimiliki suatu komoditas.
Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis keuntungan rumput laut
Sumenep. (2) menganalisis daya saing dari sudut pandang keunggulan komparatif
dan keunggulan kompetitif, (3) mengkaji dampak kebijakan pemerintah dalam
usahatani rumput laut, dan (4) mengetahui daya saing rumput laut berkaitan
dengan perubahan harga input produksi.Penentuan daerah penelitian dilakukan
secara sengaja di kabupaten Sumenep dengan pertimbangan kabupaten Sumenep
merupakan salah satu daerah sentra produksi tanaman rumput laut dengan produksi
yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Pengambilan contoh menggunakan
metode Stratified Random Sampling proposional. Metode analisis yang digunakan
adalah alat analisis matrik kebijakan Policy Analysis Matrix (PAM).
Hasil analisis menunjukkan bahwa usahatani rumput laut secara privat
menguntungkan sebesar Rp. 1.024.391 per rakit, sedangkan secara sosial nilai
profitabilitas sebesar Rp. 1.844.890. Usahatani rumput laut memiliki keunggulan
komparatif dan kompetitif dengan nilai DRC sebesar 0,2605 dan nilai PCR
sebesar 0,4405. Kebijakan pemerintah tidak memberikan dampak positif dari segi
output dan input tradable terhadap petani rumput laut. Perubahan kebijakan
pemerintah jika terjadi penurunan harga input tradable sebesar 5% dapat
meningkatkan keunggulan kompetitif. Sedangkan kebijakan pemerintah jika
terjadi kenaikan harga input tradable sebesar 10% dan 30% mengakibatkan
penurunan keunggulan kompetitif.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]