Show simple item record

dc.contributor.authorYuli Karya Lestari
dc.date.accessioned2013-11-30T03:02:17Z
dc.date.available2013-11-30T03:02:17Z
dc.date.issued2013-11-30
dc.identifier.nimNIM102110101162
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1865
dc.description.abstractAngka rujukan yang berasal dari Puskemas non PONED dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan Bed Occupancy Rate Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di kamar bersalin Puskesmas PONED Kencong Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember.Penentuan tempat penelitian ini berdasarkan letak geografis Puskesmas Kencong yang jarak tempuh paling jauh dari Rumah sakit PONEK dan angka rujukan lebih tinggi ke Rumah Sakit PONEK dari pada ke Rumah Sakit Balung walaupun sudah di tetapkannya sistem regionalisasi tempat rujukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Jember. Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2012. Sasaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah bidan/dokter/perawat yang menangani kasus kegawatdaruratan kebidanan di Puskesmas PONED,dan Rumah Sakit tempat rujukan.Tehnik sampling atau penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu tehnik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Tehnik analisis data prinsipnya berfokus dalam bentuk induksiinterpretasi-konseptualisasi dengan metode kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan sistem rujukan berjenjang berdasarkan sistem regionalisasi tempat rujukan wilayah Jember selatan kasus kegawatdaruratan kebidanan dan neonatal pada program Jampersal di Puskesmas Kencong berkaitan dengan beberapa faktor antara lain adalah identifikasi karakteristik pelaksana rujukan yang meliputi umur yang mana para pelaksana ini rata umurnya sudah 35 th sampai 54 th, masa kerjanya rata-rata diatas 10 th sehingga mempunyai pengalaman yang cukup, pendidikan pelaksana rujukan rata-rata D3 kebidanan,D3 keperawatan dan S1 kedokteran, pengetahuan tentang pemahaman rujukan berjenjang berdasarkan regionalisasi rujukan telah dipahami dan ketersediaan SDM tim PONED Puskesmas Kencong adalah 1 bidan,1 perawat,dan 1 dokter, ketersediaan SDM di Rumah Sakit tempat rujukanuntuk di RSUD Balung ada tetapi untuk kesiagaan dokter spesialis kandungan dan anak masih kurang di banding di RSU PONEK dimana SDM cukup dan terlihat kesiagaannya. Metode rujukan disesuikan dengan jenis klasifikasi kasus rujukan yang berdasarkan skor Poedji Rochjati yang bersifat elektif maupun emergency. Waktu dan jarak tempuh untuk rujukan ke RSUD Balung lebih dekat 30 menit, hanya saja birokrasinya lebih lama dibanding RSUD PONEK. Untuk jarak tempuh ke RSUD PONEK lebihjauh dan lebih dari 1 jam tapi birokrasinya mudah.Proses pengambilan keputusan tempat rujukan didasari keinginan pelaksana rujukan dan keluarga pasien dan mempertimbangkan kegawatdaruratan kasus yang di tangani.. Proses pelaksanan rujukan harus sesuai dengan SOP yaitu dengan melakukan stabilisasi pasien terlebih dahulu.Output dari pelaksanaan rujukan berjenjang dengan sistem regionalisasi menghasilkan adanya kesesuaian pelaksanaan rujukan berjenjang berdasarkan sistem regionalisasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelaksanakan rujukan berjenjang berdasarkan sistem regionalisasi tempat rujukan wilayah Jember Selatan kasus kegawatdaruratan maternal dan neonatal pada program Jampersal di Puskesmas Kencong sudah terjadi peningkatan dibanding sebelum diterapkannya sistem regionalisasi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries102110101162;
dc.subjectPROGRAM JAMPERSALen_US
dc.titleEVALUASI TERHADAP PELAKSANAAN RUJUKAN BERJENJANG KASUS KEGAWATDARUTAN MATERNAL DAN NEONATAL PADA PROGRAM JAMPERSAL DI PUSKESMAS KENCONG TAHUN 2012en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record