EVALUASI TERHADAP PELAKSANAAN RUJUKAN BERJENJANG KASUS KEGAWATDARUTAN MATERNAL DAN NEONATAL PADA PROGRAM JAMPERSAL DI PUSKESMAS KENCONG TAHUN 2012
Abstract
Angka rujukan yang berasal dari Puskemas non PONED dapat
mengakibatkan terjadinya kenaikan Bed Occupancy Rate
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini
dilaksanakan di kamar bersalin Puskesmas PONED Kencong Kecamatan
Kencong, Kabupaten Jember.Penentuan tempat penelitian ini berdasarkan letak
geografis Puskesmas Kencong yang jarak tempuh paling jauh dari Rumah sakit
PONEK dan angka rujukan lebih tinggi ke Rumah Sakit PONEK dari pada ke
Rumah Sakit Balung walaupun sudah di tetapkannya sistem regionalisasi tempat
rujukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Jember. Penelitian ini dilaksanakan pada
Oktober 2012. Sasaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bidan/dokter/perawat yang menangani kasus kegawatdaruratan kebidanan di
Puskesmas PONED,dan Rumah Sakit tempat rujukan.Tehnik sampling atau
penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling yaitu tehnik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu. Tehnik analisis data prinsipnya berfokus dalam bentuk induksiinterpretasi-konseptualisasi
dengan
metode
kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan sistem rujukan berjenjang berdasarkan sistem
regionalisasi tempat rujukan wilayah Jember selatan kasus kegawatdaruratan
kebidanan dan neonatal pada program Jampersal di Puskesmas Kencong
berkaitan dengan beberapa faktor antara lain adalah identifikasi karakteristik
pelaksana rujukan yang meliputi umur yang mana para pelaksana ini rata umurnya
sudah 35 th sampai 54 th, masa kerjanya rata-rata diatas 10 th sehingga
mempunyai pengalaman yang cukup, pendidikan pelaksana rujukan rata-rata D3
kebidanan,D3 keperawatan dan S1 kedokteran, pengetahuan tentang pemahaman
rujukan berjenjang berdasarkan regionalisasi rujukan telah dipahami dan
ketersediaan SDM tim PONED Puskesmas Kencong adalah 1 bidan,1 perawat,dan
1 dokter, ketersediaan SDM di Rumah Sakit tempat rujukanuntuk di RSUD
Balung ada tetapi untuk kesiagaan dokter spesialis kandungan dan anak masih
kurang di banding di RSU PONEK dimana SDM cukup dan terlihat kesiagaannya.
Metode rujukan disesuikan dengan jenis klasifikasi kasus rujukan yang
berdasarkan skor Poedji Rochjati yang bersifat elektif maupun emergency. Waktu
dan jarak tempuh untuk rujukan ke RSUD Balung lebih dekat 30 menit, hanya
saja birokrasinya lebih lama dibanding RSUD PONEK. Untuk jarak tempuh ke
RSUD PONEK lebihjauh dan lebih dari 1 jam tapi birokrasinya mudah.Proses
pengambilan keputusan tempat rujukan didasari keinginan pelaksana rujukan dan
keluarga pasien dan mempertimbangkan kegawatdaruratan kasus yang di tangani..
Proses pelaksanan rujukan harus sesuai dengan SOP yaitu dengan melakukan
stabilisasi pasien terlebih dahulu.Output dari pelaksanaan rujukan berjenjang
dengan sistem regionalisasi menghasilkan adanya kesesuaian pelaksanaan rujukan
berjenjang berdasarkan sistem regionalisasi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelaksanakan rujukan berjenjang
berdasarkan sistem regionalisasi tempat rujukan wilayah Jember Selatan kasus
kegawatdaruratan maternal dan neonatal pada program Jampersal di Puskesmas
Kencong sudah terjadi peningkatan dibanding sebelum diterapkannya sistem
regionalisasi.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]