Show simple item record

dc.contributor.authorU’ut Pupitasari
dc.date.accessioned2014-01-20T07:05:36Z
dc.date.available2014-01-20T07:05:36Z
dc.date.issued2014-01-20
dc.identifier.nimNIM001610101059
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/18544
dc.description.abstractKeadaan perekonomian bangsa Indonesia yang tidak kunjung membaik, berdampak pada harga obat – obat sintesis yang semakin melonjak harganya. Tidak mengherankan, dewasa ini penelitian dan pengembangan tanaman tradisional sebagai obat mulai dikembangkan. Salah satunya adalah daun tanaman biduri (Calotropis gigantea). Daun biduri mengandung saponin dan flavonoid yang sangat berperan pada proses keradangan. Keradangan yang terjadi terdiri dari 2 tahap yaitu radang akut dan radang kronis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh perasan daun biduri dan lama pemberian perasan daun biduri terhadap jumlah neutrofil PMN pada jaringan granulasi pasca pencabutan tikus Wistar jantan. Manfaat penelitian adalah diharapkan dapat membantu masyarakat luas dan tenaga medis dalam memanfaatkan tanaman biduri sebagai alternatif pengobatan tradisional dan sebagai masukan bagi industri obat –obatan di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris yang dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2004 pada tikus galur Wistar dengan jenis kelamin jantan. Populasi sampel terdiri dari 56 ekor yang dibagi ke dalam 3 kelompok yaitu kelompok yang tidak dilakukan pencabutan gigi dan diberi perasan daun biduri sebagai kelompok kontrol positif (+), kelompok yang dilakukan pencabutan gigi dan tidak diberi perasan daun biduri sebagai kelompok kontrol negatif (-) dan kelompok yang dilakukan pencabutan gigi dan pemberian perasan daun biduri sebagai kelompok perlakuan. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan uji Two Way Anova dan uji LSD. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa daun terdapat perbedaan yang bermakna jumlah neutrofil PMN pada masing – masing perlakuan dengan nilai signifikan 0,000 (P < 0,05) setelah diuji dengan Two Way Anova. Pada uji LSD juga menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (P < 0,05) pada semua kelompok kecuali pada kelompok kontrol (+) hari ke – 2 dengan kontrol (+) hari ke – 4 dan hari ke – 8 dan kelompok perlakuan hari ke – 4 dengan perlakuan hari ke – 8. Penurunan jumlah neutrofil PMN pada kelompok kontrol (-) dan perlakuan disebabkan karena masa hidup neutrofil PMN yang sangat singkat dan adanya aktivitas fagositosis makrofag. Efek anti inflamasi daun biduri karena adanya saponin dan flavonoid yang dapat menghambat enzim siklooksigenase yang dapat menurunkan sintesis prostaglandin sehingga mengurangi terjadinya vasodilatasi pembuluh darah dan aliran darah lokal sehingga migrasi sel radang pada area radang akan menurun.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries001610101059;
dc.subjectPEMBERIAN PERASAN DAUN BIDURI (Calotropis gigantea)en_US
dc.titlePENGARUH PEMBERIAN PERASAN DAUN BIDURI (Calotropis gigantea) TERHADAP JUMLAH NEUTROFIL POLYMORFONUKLEAR (PMN) PADA JARINGAN GRANULASI PASCA PENCABUTAN (Penelitian Eksperimental Laboratoris Pada Tikus Putih Wistar Jantan)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record