PENGARUH PEMBERIAN PERASAN DAUN BIDURI (Calotropis gigantea) TERHADAP JUMLAH NEUTROFIL POLYMORFONUKLEAR (PMN) PADA JARINGAN GRANULASI PASCA PENCABUTAN (Penelitian Eksperimental Laboratoris Pada Tikus Putih Wistar Jantan)
Abstract
Keadaan perekonomian bangsa Indonesia yang tidak kunjung membaik,
berdampak pada harga obat – obat sintesis yang semakin melonjak harganya.
Tidak mengherankan, dewasa ini penelitian dan pengembangan tanaman
tradisional sebagai obat mulai dikembangkan. Salah satunya adalah daun tanaman
biduri (Calotropis gigantea). Daun biduri mengandung saponin dan flavonoid
yang sangat berperan pada proses keradangan. Keradangan yang terjadi terdiri
dari 2 tahap yaitu radang akut dan radang kronis.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh perasan daun biduri
dan lama pemberian perasan daun biduri terhadap jumlah neutrofil PMN pada
jaringan granulasi pasca pencabutan tikus Wistar jantan. Manfaat penelitian
adalah diharapkan dapat membantu masyarakat luas dan tenaga medis dalam
memanfaatkan tanaman biduri sebagai alternatif pengobatan tradisional dan
sebagai masukan bagi industri obat –obatan di Indonesia.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris yang
dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2004 pada tikus galur Wistar
dengan jenis kelamin jantan. Populasi sampel terdiri dari 56 ekor yang dibagi ke
dalam 3 kelompok yaitu kelompok yang tidak dilakukan pencabutan gigi dan
diberi perasan daun biduri sebagai kelompok kontrol positif (+), kelompok yang
dilakukan pencabutan gigi dan tidak diberi perasan daun biduri sebagai kelompok
kontrol negatif (-) dan kelompok yang dilakukan pencabutan gigi dan pemberian
perasan daun biduri sebagai kelompok perlakuan. Data yang diperoleh dianalisa
dengan menggunakan uji Two Way Anova dan uji LSD.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa daun terdapat perbedaan
yang bermakna jumlah neutrofil PMN pada masing – masing perlakuan dengan
nilai signifikan 0,000 (P < 0,05) setelah diuji dengan Two Way Anova. Pada uji
LSD juga menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (P < 0,05) pada semua
kelompok kecuali pada kelompok kontrol (+) hari ke – 2 dengan kontrol (+) hari
ke – 4 dan hari ke – 8 dan kelompok perlakuan hari ke – 4 dengan perlakuan hari
ke – 8. Penurunan jumlah neutrofil PMN pada kelompok kontrol (-) dan perlakuan
disebabkan karena masa hidup neutrofil PMN yang sangat singkat dan adanya
aktivitas fagositosis makrofag. Efek anti inflamasi daun biduri karena adanya
saponin dan flavonoid yang dapat menghambat enzim siklooksigenase yang dapat
menurunkan sintesis prostaglandin sehingga mengurangi terjadinya vasodilatasi
pembuluh darah dan aliran darah lokal sehingga migrasi sel radang pada area
radang akan menurun.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]