Show simple item record

dc.contributor.authorDiniusi Saptiari
dc.date.accessioned2014-01-20T07:01:17Z
dc.date.available2014-01-20T07:01:17Z
dc.date.issued2014-01-20
dc.identifier.nimNIM072010101022
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/18536
dc.description.abstractSaat ini telah terjadi penyimpangan pemaknaan “cantik” dengan “kulit putih” oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia terutama wanita. Sebagian wanita ternyata tidak percaya diri hanya karena kulitnya tidak putih. Matahari pun menjadi musuh utama bagi banyak kaum perempuan, karena tanpa perlindungan, matahari dapat menggelapkan warna kulit. Beberapa tahun belakangan ini, masyarakat Indonesia diramaikan dengan berita-berita yang mengatakan bahwa penggunaan vitamin C dosis tinggi dalam bentuk suntik ataupun lotion (serum) dapat memutihkan dan mencerahkan kulit. Bahkan hampir di setiap media yang menampilkan produkproduk pemutihan kulit, selalu menyebutkan salah satu komposisi dari produknya yang berupa vitamin C. Meskipun belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa memang benar vitamin C dapat memutihkan kulit, masyarakat tetap percaya dan semakin banyak yang mencobanya. Vitamin C sering diklaim memiliki efek kecantikan karena memang merupakan vitamin yang penting dalam proses pembentukan kolagen, yaitu satu jenis protein penyusun jaringan ikat pada kulit, sendi, pembuluh darah, mata, hati, dan berbagai organ tubuh lain. Salah satu fungsi vitamin C yang lain adalah penghambat enzim tirosinase, yang berperan juga dalam pembentukan melanin. Jika kulit terlalu sering terpapar sinar matahari, maka enzim tirosinase akan terangsang untuk segera membentuk melanin (Zullies Ikawati, 2009). Penelitian ini akan membuktikan, apakah vitamin C dalam bentuk topikal dapat menghambat pigmentasi kulit akibat paparan sinar matahari. Rancangan penelitian ini adalah quasi experimental dengan desain non randomized pretest-posttest control group design, yang membandingkan kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol dengan melakukan pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan. Penelitian ini menggunakan 10 orang sukarelawan yang akan mendapatkan perlakuan yang seragam dan menjadi kontrol bagi dirinya sendiri. Bentuk perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah pemberian vitamin C topikal pada punggung tangan kiri dan ditunggu selama setengah jam. Kedua punggung tangan sukarelawan juga ditempelkan plester hitam kurang lebih 3x4 cm kemudian kedua punggung tangan sukarelawan dipaparkan sinar matahari selama setengah jam. Setelah itu, dilakukan pengamatan dan pengukuran pada kedua punggung tangan dan diukur perubahan pigmentasi yang terjadi menggunakan skin tone chart. Pengamatan dilakukan setengah jam setelah punggung tangan dipaparkan pada sinar matahari. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan uji statistik Paired Sample T-test dan uji statistik non parametrik Chi-square. Karena jumlah sampel yang kecil maka digunakan juga uji statistik Fisher Exact. Uji statistik Paired Sample T-test digunakan untuk mendapatkan nilai rerata perubahan derajat pigmentasi antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Sedangkan uji statistik non parametrik Chi Square dan Fisher Exact digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel (nominal) pada masing masing kelompok. Dari hasil pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil pada kelompok kontrol yaitu 90% dari sukarelawan mengalami perubahan pigmentasi setelah pemberian placebo dan pemaparan pada sinar matahari. Sedangkan untuk kelompok perlakuan didapatkan hasil yaitu 80% dari sukarelawan mengalami perubahan pigmentasi setelah pemberian vitamin C topikal dan pemaparan pada sinar matahari. Pengukuran dilakukan menggunakan skin tone chart dan vitamin C topikal yang digunakan adalah Sodium Ascorbil Phosphate 10%. Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pemberian vitamin C topikal tidak terbukti dapat menghambat pigmentasi kulit akibat pajanan sinar matahari, tidak terdapat perbedaan perubahan derajat pigmentasi antara pemberian vitamin C topikal dan pemberian placebo, risiko perubahan derajat pigmentasi antara pemberian vitamin c topikal dan pemberian placebo adalah sama.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072010101022;
dc.subjectUJI KLINIS PEMAKAIAN VITAMIN C TOPIKAL TERHADAP PENCEGAHAN PIGMENTASI AKIBAT PEMAPARAN SINAR MATAHARIen_US
dc.titleUJI KLINIS PEMAKAIAN VITAMIN C TOPIKAL TERHADAP PENCEGAHAN PIGMENTASI AKIBAT PEMAPARAN SINAR MATAHARIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record